Show simple item record

dc.contributor.advisorROKHMAH, Dewi
dc.contributor.advisorSULISTYANI
dc.contributor.authorYANUAR, Cindy Neviola
dc.date.accessioned2020-04-01T04:23:31Z
dc.date.available2020-04-01T04:23:31Z
dc.date.issued2019-10-15
dc.identifier.nim142110101049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97581
dc.description.abstractHIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV. Gizi dapat mengurangi penekanan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV pada individu yang terinfeksi. Gizi yang buruk pada ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat meningkatkan angka penularan dari ibu ke bayi. Oleh karena itu pemenuhan gizi seimbang pada ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat membantu tubuh menyerang infeksi, mengurangi masalah kelahiran (berat badan bayi lahir rendah, kematian bayi), membantu khasiat ARV, dan dapat mengurangi efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS di Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus.Penelitian di mulai pada tanggal 11 Februari 2019 sampai 1 April 2019 menggunakan pendekatan studi kasus. Informan utama pada penelitian ini adalah ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS yang berda di Kabupaten Jember. Informan tambahan pada penelitian ini adalah suami (orang terdekat) dan bidan wilayah/penanggung jawab program gizi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam, dokumentasi dan triangulasi. Penelitian ini disajikan dalam bentuk kalimat serta uraian menggunakan teknik thematic content analysis. Hasil penelitan menunjukan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan terakhir informan adalah SMA. Informan dengan pendidikan terakhir SMA memiliki pengetahuan lebih tinggi tentang gizi dibandingkan dengan informan yang lulusan SD. Selain itu semua informan juga memiliki sikap yang baik terhadap pemenuhan kebutuhan gizi pada ibu hamil. Sebagian besar informan memiliki pengeluaran pangan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran non pangan antara 60%-83,3% pengeluaran pangan dan 16,7%-40% pengeluaran non pangan. Semua informan menyatakan bahwa informan telah mengikuti terapi selama lebih dari 6 bulan dan dikonsumsi secara rutin. Sebanyak 4 informan menyatakan bahwa efek yang ditimbulkan setelah terapi antiretroviral yaitu mual, muntah dan nyeri. Sedangkan, sebanyak 2 informan menyatakan tidak mengalami efek samping setelah terapi antiretroviral. Semua informan tidak mengalami kesulitan dalam mencari bahan makanan yang dibutuhkan. Sebagian besar informan membeli bahan makanan di tukang sayur. Sebagian besar informan kurang mendapatkan dukungan emosional dam penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasi dari keluarga. Semua informan utama mendapatkan dukungan emosional, dukungan penghargaan dan dukungan instrumental dari petugas kesehatan. Hanya informan 2 yang mendapatkan makanan tambahan berupa biskuit. 3 informan menyatakan bahwa pernah mendapatkan informasi tentang gizi dari petugas kesehatan. Sedangkan 3 informan lainnya menyatakan tidak pernah. Semua informan menyatakan pernah mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS. Sebagian besar informan memiliki tingkat konsumsi energi, vitamin C, kalsium, dan zat besi defisit berat dan hanya beberapa informan saja yang memiliki tingkat konsumsi energi, vitamin C, kalsium dan zat besi defisit ringan dan diatas AKG. Pola konsumsi makanan sumber energi menunjukan bahwa bahan makanan sumber energi yang sering dikonsumsi adalah beras/nasi putih, gula pasir dan tempe sebanyak masingmasing 6 informan (100%). Bahan makanan sumber vitamin C yang sering dikonsumsi adalah jeruk manis sebanyak 5 informan (84%). Bahan makanan sumber kalsium yang paling sering dikonsumsi adalah tahu sebanyak 6 informan (100%). Bahan makanan sumber zat besi paling sering dikonsumsi adalah tempe sebanyak 6 informan (100%). Bahan makanan sumber protein yang paling sering dikonsumsi adalah telur ayam sebanyak 4 informan (67%).en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATen_US
dc.subjectGIZIen_US
dc.subjectIBU HAMILen_US
dc.subjectHIV/AIDSen_US
dc.titlePerilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil yang Terinfeksi HIV/AIDS di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiFAKULTAS KESEHATAN
dc.identifier.kodeprodi2110101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record