Show simple item record

dc.contributor.advisorPURWATININGSIH
dc.contributor.advisorWINATA, I Nyoman Adi
dc.contributor.authorDEWI, Alpina
dc.date.accessioned2020-03-31T01:36:19Z
dc.date.available2020-03-31T01:36:19Z
dc.date.issued2020-01-22
dc.identifier.nimNIM151810401004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97502
dc.description.abstractTrichogramma adalah genus dari serangga anggota ordo Hymenoptera yang bersifat endoparasitoid. Serangga parasitoid ini berperan sebagai agen pengendali hayati serangga hama pertanian, seperti serangga anggota genus Chilo dan Scirpophaga. Pada pengelolaan pertanian hijau berbasis lingkungan, program pengendalian hama dapat dilakukan dengan mengkombinasikan penggunaaan serangga parasitoid dan insektisida botani. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai insektisida botani adalah mahoni (Swietenia mahagoni). Biji mahoni dilaporkan mengandung senyawa metabolit sekunder berupa alkaloid dan terpenoid yang bersifat toksik terhadap serangga hama. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya toksik ekstrak metanol biji mahoni (S. mahagoni) terhadap parasitoid T. japonicum. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember dan Laboratorium Trichogramma Pabrik Gula Jatiroto, Lumajang pada bulan Maret sampai September 2019. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode celup ekstrak metanol dalam 9 konsentrasi, yaitu 0%, 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% yang diaplikasikan pada T. japonicum instar ketiga dalam telur inang Corcyra cephalonica. Masing-masing konsentrasi diaplikasikan dalam 50 telur parasitoid dengan lima kali pengulangan. Pengaruh ekstrak metanol biji mahoni dapat dilihat pada jumlah kemunculan imago T. japonicum. Data jumlah kemunculan imago dicatat dari hari pertama sampai hari ketujuh. Analisis jumlah kemunculan imago menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis dan uji lanjutan Mann-Whitney. Hasil pengamatan menunjukan bahwa ekstrak metanol biji mahoni berpengaruh terhadap lama waktu kemunculan imago (eclosion). Semakin tinggi konsentrasi maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk membentuk imago. Hasil analisis uji Kruskal-Wallis menunjukan bahwa pemberian ekstrak metanol biji mahoni sampai pada konsentrasi 8% tidak berbeda nyata terhadap jumlah kemunculan imago parasitoid. Hal tersebut menunjukan respon negatif T. japonicum terhadap ekstrak metanol biji mahoni, dilihat dari keberhasilan pembentukan imago T. japonicum. Hal tersebut diduga kandungan senyawa metabolit sekunder dalam biji mahoni, yaitu alkaloid dan terpenoid menghalangi aktivitas hormone ecdyson yang berperan dalam proses molting selama masa metamorfosis yang mengakibatkan imago T. japonicum muncul secara terlambat.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMen_US
dc.subjectTrichogrammaen_US
dc.subjectBiologien_US
dc.subjectTrichogramma Japonicumen_US
dc.subjectBiologi Mahonien_US
dc.titleEfek Ekstrak Metanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) Terhadap Lama Waktu Kemunculan Imago Parasitoid Telur Trichogramma japonicum Ashmead (Hymenoptera: Trichogrammatidae)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiBIOLOGI
dc.identifier.kodeprodi1810401


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record