Show simple item record

dc.contributor.authorDONNY SAUT MARISI MUNTHE
dc.date.accessioned2013-12-18T03:03:22Z
dc.date.available2013-12-18T03:03:22Z
dc.date.issued2013-12-18
dc.identifier.nimNIM030210301247
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9737
dc.description.abstractKeberadaan anak jalanan semakin marak semenjak krisis moneter berlangsung pada tahun 1997, ditambah dengan terungkapnya kasus KKN. Hal ini berdampak pada tingginya nilai jual bahan pokok, banyak orang di PHK, masalah pengangguran tidak terelakkan, karena kondisi ekonomi tidak stabil-tidak diragukan lagi bermunculan kasus perceraian, dan sebagainya. Kondisi ini semakin terpuruk dengan terjadinya bencana alam dan kasus pengungsi akibat perang antar suku. Semuanya berakibat pada anak. Banyak anak yatim, yatim piatu, keterlantaran, kekerasan, eksploitasi anak bidang ekonomi, dan bahkan pelecehan seksual terhadap anak perempuan, sodomi, dan masih banyak perlakuan yang salah lainnya yang menimpa pada anak-anak. Kondisi ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak hanya mengalami masalah krisis ekonomi saja akan tetapi lebih buruk lagi masalah krisis moral. Di Indonesia diperkirakan jumlah anak yang putus sekolah mencapai 11,7 juta. Sementara itu sekitar 10,6 juta anak mengalami kecacatan, 70-140 ribu anak perempuan terpuruk dan menjadi korban eksploritas seksual komersial, 400 ribu anak terpaksa menjadi pengungsi karena kerusuhan berdarah yang meletup di berbagai wilayah, puluhan ribu anak terpaksa hidup di jalanan. Jutaan anak kekurangan gizi dan bahkan ribuan diantaranya tewas karena menderita marumus dan kwashiorkor. Di Indonesia, jutaan anak terpaksa bekerja di sektor publik yang tak jarang berbahaya dan eksploitatif (most intolerable forms of child laboor). Penanganan masalah anak jalanan selama ini dilakukan pemerintah mengacu pada UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Operasional teknis dilapangan dibantu oleh LSM-LSM yang programnya peduli pada masalah anak jalanan melalui rumah singgah yang perpedoman pada Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan melalui Rumah Singgah Departemen Sosial RI tahun 2004. Pelaksanaannya sampai detik ini dinilai oleh masyarakat terdapat ketidakseriusan dari pemerintah, karena terbukti kasus masalah anak jalanan tidak segera tuntas malah semakin menjamur. Hal inilah yang perlu dianalisis dan diteliti kembali. Oleh karenanya rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mendorong anak menjadi anak jalanan, proses pembinaan dan pendidikan dan dampak pembinaan dan pendidikan pada rumah singgah Kasih Sayang terhadap anak jalanan. Metode penentuan lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive area, yaitu rumah singgah Kasih Sayang yang beralamatkan di jalan Murdai No. 13 RT/RW: 007/013 Kelurahan Cempaka Putih Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat dengan berbagai alasan tertentu. Dalam penentuan subjek penelitian ini peneliti menemui langsung pimpinan dan pengajar rumah singgah untuk menanyakan biodata anak jalanan yang hasilnya mendapatkan 10 nama anak jalanan. Pengumpulan informasi dilakukan dengan metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Adapun analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif sehingga dapat menggambarkan fenomena tetang anak jalanan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpualan bahwa faktor yang mendorong anak untuk turun ke jalanan yaitu faktor ekonomi keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan anak. Kedua adalah faktor keluarga yaitu rendahnya rasa kasih sayang dan perhatian terhadap anak. Dan faktor ketiga adalah faktor lingkungsn sosial (peer group atau teman) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan dan pendidikan terdapat variasi pengembangan model pembinaan dan pendidikan sesuai kebutuhan di lapangan menurut perkiraan pemerintah dan rumah singgah. Semuanya dinyatakan masih dalam taraf proses program pembinaan dan pendidikan dengan menggunakan gabungan beberapa pendekatan yang ada. Dampak yang dihasilkan dari pembinaan dan pendidikan yang diberikan dalam bentuk pendidikan dan pembentukan sikap juga sangat membantu bagi anak jalanan khususnya dalam menambah pengetahuan bagi mereka yang dapat meningkatkan intelektual mereka dan merubah perilaku ke arah yang lebih baik. Hal ini berarti pembinaan dan pendidikan yang dilakukan rumah singgah terhadap anak jalanan berdampak positif dan bermanfaat bagi anak jalanan tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries030210301247;
dc.subjectPendidikan Anak Jalananen_US
dc.titleRUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN ANAK JALANAN (Studi Kasus pada Rumah Singgah Kasih Sayang Cempaka Putih Jakarta Pusat)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record