dc.description.abstract | Kabupaten Jember merupakan salah satu kawasan agroindustri di Indonesia dengan beragam aktiitas yang dapat
menghasilkan bising diantaranya adalah industri penggilingan. Paparan bising yang terlalu kuat atau terlalu lama
akan merusak saraf pendengaran. Jenis bahan yang digiling menentukan besarnya bising yang dihasilkan sehingga
potensi kerusakan saraf pendengaran juga berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kebisingan yang dihasilkan oleh industri penggilingan serta menganalisis potensi kerusakan saraf pendengaran
pada pekerja penggilingan di kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah analitik observational dengan
pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur bising di beberapa lokasi penggilingan
di kabupaten Jember yang ditentukan secara acak. Jenis penggilingan yang teliti adalah penggilingan daging, kopi,
beras, ketan dan kelapa. Selain diukur tingkat kebisingan juga dilakukan wawancara singkat pada pekerja
penggilingan terkait berapa lama waktu bekerja di tempat penggilingan tersebut setiap harinya. Hasil pengukuran
kemudian dianalisis secara deskriptif dan dibandingan dengan standar yang ditetapkan pemerintah dan
Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Pada penelitian ini didapatkan bahwa penggilingan bahan
baku daging menghasilkan rata-rata tingkat kebisingan sebesar 88.5 db, kopi sebesar 88.5 db, beras sebesar 88.9
db, ketan sebesar 87.3 db dan kelapa sebesar 80.7 db. Lama paparan terhadap bising pada pekerja penggilingan
daging, kopi, beras dan ketan berkisar antara 9-12 jam sehari. Sedangkan lama paparan bising pada pekerja
penggilingan kelapa berkisar antara 6-9 jam. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa penggilingan daging, kopi,
beras dan ketan berpotensi menimbulkan gangguan pendengaran bagi para pekerja. | en_US |