dc.description.abstract | Peningkatan permintaan susu semakin tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,
akan tetapi peningkatan permintaan susu kurang diimbangi dengan peningkatan produksi susu
sapi perah dalam negeri sehingga dalam memenuhi kebutuhan susu dalam negeri masih banyak
melakukan impor susu. Dengan adanya permintaan susu yang tinggi tersebut dapat di lakukan
pengembangan usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Jember. Salah satu peternakan sapi
perah di Kabupaten Jember yaitu berada di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember yang merupakan peternakan mandiri. Peternakan mitra di Kabupaten Jember berada di
Desa Ajung Kecamatan Ajung, Desa Balung Lor Kecamatan Balung dan Desa Rowotengah
Kecamatan Sumberbaru yang merupakan peternak mitra dengan Koperasi Galur Murni. Kedua
usaha peternakan tersebut mengalami permasalahan yang sama yaitu rendahnya produksi susu sehingga menyebabkan rendahnya pendapatan yang diterima peternak. Produksi susu dapat
ditingkatkan apabila peternak dapat menerapkan GDFP (Good Dairy Farming Practice) sapi
perah yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) penerapan GDFP
peternak sapi perah, (2) pendapatan, dan (3) efisiensi penggunaan biaya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Tingkat penerapan GDFP peternak kemitraan lebih tinggi dari pada
tingkat penerapan GDFP peternak mandiri. (2) Kedua usaha peternakan sapi perah baik
kemitraan maupun mandiri di Kabupaten Jember sama-sama menguntungkan. Besarnya
pendapatan per ekor sapi perah peternak kemitraan sebesar Rp 8.895.763/tahun dan pendapatan
bersih per ekor sapi perah peternak mandiri sebesar Rp 11.635.231/tahun, (3) Efisiensi
penggunaan biaya pada usaha ternak sapi perah kemitraan dan mandiri sama-sama efisien. Nilai
efisiensi R/C rasio usaha peternakan sapi perah kemitraan sebesar 1,25 sedangkan nilai efisiensi
R/C rasio usaha peternakan mandiri sebesar peternak mandiri sebesar 1,18. | en_US |