dc.description.abstract | Peranan guru kurang penting pada awal Pemerintah Kolonial Belanda di Hindia
Belanda, karena belum ada sistem pendidikan terencana. Namun semenjak tahun
1848 Pemerintah Kolonial Belanda menyediakan anggaran belanja bidang
pendidikan bagi pribumi sebesar 25.000 gulden, artinya peranan guru mulai
diperhatikan sesuai dengan situasi di Belanda maupun di Hindia Belanda,
walaupun ada diskriminasi. Peranan guru meningkat sejak pemerintah banyak
mendirikan sekolah formal tingkat rendah, sehingga Pemerintah Kolonial Belanda
pada tahun 1892 memutuskan untuk mengangkat guru tanpa pendidikan guru,
tetapi melalui ujian guru. Cara ini dilakukan, karena sedikit yang mau menjadi
guru, bahkan profesi guru hanya dipakai sebagai batu loncatan menjadi pegawai
pamongpraja.Untuk menarik minat siswa supaya memasuki Sekolah Guru, maka
Pemerintah Kolonial Belanda berusaha memberikan fasilitas yang menarik bagi
calon siswa. Peranan guru semakin meningkat ketika politik etis dicanangkan.
Secara politis peranan guru diharapkan dapat meningkatkan loyalitas pribumi
kepada pemerintah dan bagi pribumi peranan guru mampu meningkatkan status
sosialnya untuk memasuki dunia kepriyayian. | en_US |