Show simple item record

dc.contributor.advisorMA'RUFI, Isa
dc.contributor.advisorMULYANINGRUM, Anita Dewi
dc.contributor.authorPURNAMASARI, Salsabila
dc.date.accessioned2019-11-27T01:34:47Z
dc.date.available2019-11-27T01:34:47Z
dc.date.issued2018-07
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96388
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan pada air tanah dan udara di kawasan gunung kapur Desa Grenden Kecamatan Puger. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Sampel pada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sampel lingkungan dan sampel manusia. Sampel lingkungan yang diambil adalah sampel air sumur warga yang akan diuji kesadahan airnya dan sampel udara ambien dengan parameter Total Suspended Particle (TSP). Jumlah sumur yang diambil sampelnya sebanyak 32 sumur dimana terdapat di Dusun Krajan 1 dan Dusun Kapuran, sedangkan sampel udara diambil pada 3 titik. Sampel manusia yang diambil adalah penduduk yang sampel air sumurnya diambil dan dekat dengan titik pengambilan sampel udara. Survei yang dilakukan pada sampel manusia bertujuan untuk mengetahui berat bada, laju ingesti, waktu pajanan, frekuensi pajanan dan durasi. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata kandungan kapur pada sumur warga adalah sebesar 207,906 mg/L, dengan nilai maksimum 530 mg/L dan minimum 111 mg/L. Sampel udara yang didapat pada titik 1, 2 dan 3 memiliki kandungan TSP sebesar 0,024 mg/Nm 3 , 0,054 mg/Nm 3 dan 0,113 mg/Nm 3 . Nilai reference concentration (RfC) dan Derived No Effect Levels (DNELs) pada kedua agen risiko yaitu kapur dan TSP digunakan sebagai nilai dosis respons untuk karakterisasi risiko atau menilai risk quotients (RQs). Karakterisasi risiko pada populasi menunjukan bahwa akibat pajanan kapur melalui ingesti melebihi satu (RQs > 1), sedangkan ECR akibat pajanan TSP melalui inhalasi lebih dari satu (ECR > 1). Pengelolaan risiko, terutama melalui ingesti dapat dilakukan dengan cara menurunkan konsentrasi kapur pada air sumur warga sampai pada batas aman yaitu 159,21 mg/L dan juga mengurangi laju asupan sampai pada 1,990125 liter/hari. Pada jalur inhalasi, pengelolaan risiko dilakukan dengan menurunkan konsentrasi debu TSP sampai batas aman yaitu 0,000621 mg/m 3 dan juga durasi pajanan aman sampai 100 hari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memasak air terlebih dahulu, menambahkan soda abu dan kapur, menukar ion dengan menggunakan zeolit, mengadakan akses air minum selain dari air sumur (air isi ulang atau air PDAM). Untuk pengelolaan risiko akibat paparan melalui udara dapat dilakukan dengan penanaman tanaman hijau, penyiraman tanah setiap hari dan pemasangan filter udara. Tahap terakhir, yaitu komunikasi risiko dilakukan antara dua pihak yaitu pemerintah dan industri, yang selanjutnya dilaksanakan kepada masyarakat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries142110101043;
dc.subjectKesehatan Lingkunganen_US
dc.subjectAir Tanah dan Udaraen_US
dc.titleAnalisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pada Air Tanah dan Udara (Studi di Kawasan Gunung Kapur Akibat Kegiatan Industri Desa Grenden Kecamatan Puger Kabupaten Jember)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record