Show simple item record

dc.contributor.advisorSUNARDI
dc.contributor.advisorSUSANTO
dc.contributor.authorZAKIYAH, Luchiatul Amalia
dc.date.accessioned2019-11-26T06:28:14Z
dc.date.available2019-11-26T06:28:14Z
dc.date.issued2019-05-01
dc.identifier.nimNIM150210101080
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96077
dc.description.abstractBerpikir reflektif merupakan salah satu kegiatan berpikir yang sangat penting. Mengingat akan pentingnya kemampuan berpikir reflektif, seharusnya kemampuan tersebut dimiliki oleh setiap siswa, akan tetapi pada kenyataannya masih ditemukan beberapa siswa yang tidak mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, sedangkan masalah tersebut sudah pernah diterima sebelumnya. Oleh karena itu, diadakan penelitian mengenai proses berpikir reflektif untuk mengetahui seajuh mana proses berpikir reflektif siswa dalam menyelesaikan masalah. Penelitian tentang proses berpikir reflektif siswa dilakukan di SMPN 1 Jember dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A yang berjumlah 5 siswa dan telah dikategorikan berdasarkan tingkat kemampuan matematika, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Metode yang digunakan adalah tes dan wawancara. Instrumen yang dibuat adalah lembar soal tes kemampuan matematika, lembar soal tes berpikir reflektif, dan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil analisis data validasi soal tes kemampuan matematika, soal tes berpikir reflektif, dan pedoman wawancara, diperoleh nilai rerata total semua aspek (Va) untuk soal tes kemampuan matematika adalah 2,83, untuk soal tes berpikir reflektif adalah 2,78 dan untuk pedoman wawancara adalah 2,7. Berdasarkan hasil analisis data validasi instrumen tersebut masuk kedalam kategori valid. Hasil penelitian yang diperoleh, dari semua subjek tersebut memiliki kategori berpikir reflektif yang berbeda-beda. Siswa yang berkemampuan matematika tinggi keduanya berada pada kategori berpikir reflektif produktif, yaitu pada fase reacting siswa mampu memenuhi menjelaskan apa yang diketahui mampu memahami apa yang ditanyakan, dan mampu menjelaskan hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan. Pada fase comparing siswa mampu menghubungkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah diterima sebelumnya, dan mampu menyusun rencana penyelesaian masalah fungsi berdasarkan pengalaman atau konsep matematika yang telah dimiliki. Pada fase Contemplating mampu menyelesaikan permasalahan fungsi menggunakan strategi yang telah disusun, dan mampu membuat kesimpulan. Siswa yang berkemampuan matematika sedang berada pada tingkat berpikir refektif konektif, yaitu pada fase reacting siswa mampu memenuhi menyebutkan apa yang diketahui, mampu menyebutkan apa yang ditanyakan dan mampu menjelaskan hubungan antara yang diketahui dengan yang ditanyakan. Pada fase comparing siswa mampu menghubungkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah diterima sebelumnya dan mampu menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah fungsi berdasarkan pengalaman atau konsep matematika yang telah dimiliki pada setiap butir soal. Pada fase contemplating, untuk bagian soal tertentu siswa tidak mampu menyelesaikan masalah dan tidak mampu membuat kesimpulan, akan tetapi pada bagian soal yang lain siswa mampu memnyelesaikan masalah dan mampu membuat kesimpulan. Siswa yang berkemampuan matematika rendah, 1 siswa berada pada kategori berpikir reflektif konektif, dan 1 siswa lain berada pada kategori berpikir reflektif klarifikatif. Siswa yang berada pada kategori berpikir reflektif konektif mampu memenuhi indikator sebagaimana siswa berkemampuan matematika sedang, sedangkan siswa yang berada pada kategori berpikir reflektif klarifikatif hanya mampu melalui fase reacting yaitu mampu menyebutkan apa yang diketahui dan mampu menyebutkan apa yang ditanyakan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa dengan kategori berpikir reflektif produktif mampu melalui 3 fase yaitu fase reacting, fase comparing, dan fase contemplating. Siswa pada kategori berpikir reflektif konektif pada soal tertentu mampu melalui fase reacting, comparing, dan contemplating, akan tetapi pada soal yang lain hanya memenuhi 2 fase yaitu reacting dan comparing. Siswa pada kategori berpikir reflektif klarifikatif hanya melalui 1 fase yaitu fase reacting.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANen_US
dc.subjectBerpikir Reflektifen_US
dc.subjectkemampuan Matematikaen_US
dc.subjectPembelajaran matematikaen_US
dc.titleAnalisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi Berdasarkan kemampuan Matematikaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiPendidikan Matematika
dc.identifier.kodeprodi0210101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record