PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BILINGUAL BERBASIS METODE WHOLE BRAIN TEACHING PADA SUB POKOK BAHASAN BERBASIS METODE PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM INDERA KELAS XI IPA SMAN 1 JEMBER
Abstract
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang
disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar
(Direktorat Pembinaan SMA, 2010:27). Bahan ajar
bilingual merupakan bahan
ajar yang menggunakan dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
SMAN 1 Jember merupakan salah satu contoh sekolah yang memiliki predikat
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Bahan ajar yang digunakan
menggunakan dua bahasa. Akan tetapi bahan ajar tersebut belum mampu
meningkatkan motivasi dan minat siswa di dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
dipilih metode
Whole Brain Teaching (WBT) sebagai format di dalam bahan ajar
yang di susun. Metode ini dipilih karena dapat meningkatkan motivasi serta peran
aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran biologi, sebab metode tersebut dalam
aplikasinya menggunakan teknik
gesture yaitu menjelaskan materi pelajaran
dengan uraian-urain pendek disertai dengan gerakan-gerakan simbolik bermakna
dengan intonasi suara tertentu sehingga siswa akan merasa senang dan mudah
dalam memahami materi yang diajarkan
Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses dan
hasil pengembangan bahan ajar
bilingual berbasis metode WBT pada sub pokok
bahasan sistem indera kelas XI IPA SMAN 1 Jember. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui proses dan hasil pengembahan ajar bilingual berbasis
WBT. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN I Jember dengan pertimbangan SMA
tersebut merupakan SMA RSBI dengan siswa yang aktif dan kreatif. Adapun
waktu penelitian yaitu pada bulan April-Mei semester 2 tahun ajaran 2011/2012.
Jenis penelitian ini adalah pengembangan. Responden penelitian yaitu
kelas XI IPA 2. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
lembar validasi, angket dan tes. Data yang didapatkan adalah hasil validasi dari
validator, hasil aktifitas guru, hasil aktifitas siswa, hasil uji keterbacaan dan
tingkat kesulitan, ketuntasan hasil belajar biologi siswa, dan respon siswa.
Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa proses pengembangan
ajar melalui empat tahap yang mengacu pada model 4-D (four-D model) yang
dikemukakan oleh Thiagarajan dan Semmel (dalam Hobri, 2010:12) yaitu tahap
pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran.
Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan. Untuk hasil
validasi bahan ajar yang dikembangkan diperoleh nilai yaitu: buku siswa sebesar
82,2% berkategori valid; LKS sebesar 84,9% berkategori valid dan Tes Hasil
Belajar sebesar 84,2% berkategori valid. Untuk hasil presentase kaktifan guru
diperoleh presentase sebesar 94% untuk pertemuan pertama dan kedua, sedangkan
aktifitas siswa diperoleh presentase sebesar 83,4% pada pertemuan pertama dan
84,55 pada pertemuan kedua. Untuk respon siswa diperoleh nilai >75% siswa
senang dengan bahan ajar dan untuk ketuntasan hasil belajar siswa diperoleh
secara klasikal yaitu 82,2%. Berdasarkan hasil tersebut bahan ajar bilingual
berbasis Whole Brain Teaching dapat dikatakan sudah baik dan efektif ketika
diterapkan dalam pembelajaran.