dc.description.abstract | Sulfonilurea adalah turunan sulfanilamid tetapi tidak mempunyai aktivitas
antibakteri. Golongan ini bekerja merangsang sekresi insulin di pankreas sehingga
hanya efektif bila sel β-pankreas masih dapat berproduksi. Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mencari sumber sulfonilurea dari bahan alam. Salah satunya yang
telah temukan bahwa undur-undur mengandung zat sulfonilurea. adapun suspensi
undur-undur darat pada dosis 15 mg/ml tidak menyebabkan perubahan profil
histopatologik dan pada dosis 30 mg/ml dan 60 mg/ml terjadi perubahan profil
histopatologik sel hati pada tikus jantan galur Wistar. Kerja sulfonilurea pada undurundur
adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin karena ketika
insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat,
maka terjadi ketidakseimbangan glukosa dalam tubuh.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan struktur
hati mencit (Mus musculus) Strain Balb-C yang disebabkan oleh ekstrak undur-undur
(Myrmeleon formicarius) dan mengidentifikasi perubahan struktur ginjal mencit (Mus
musculus) Strain Balb-C yang disebabkan oleh ekstrak undur-undur (Myrmeleon
formicarius) kemudian untuk menguji preparat permanen yang dihasilkan dari
penelitian ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran di SMA.
Pengamatan histologi dapat dilakukan dengan preparat permanen dan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah, khususnya di SMA. Preparat
permanen dapat mempermudah siswa dalam memahami kinerja hormon terhadap
organ, khususnya organ hati dan ginjal di dalam tubuh. Menurut USAID,
pemanfaatan media pembelajaran sangat diperlukan terutama untuk mendorong siswa
belajar. Oleh sebab itu media yang dikembangkan atau yang dipilih sebaiknya
memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk memanfaatkannya
sebagai sumber belajar, dan bukan sekedar alat bantu guru. Banyak dampak positif
yang dapat diperoleh, misalnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih
mudah, memotivasi peserta, dan menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Pemanfaatan undur-undur untuk menanggulangi DM semakin penting
mengingat bahwa jumlah penderita DM semakin meningkat. Selain itu, undur-undur
mudah ditemukan di sekitar masyarakat dan jumlahnya melimpah sehingga
masyarakat dapat mengkonsumsi obat DM alami yang murah dan mudah diperoleh.
Fenomena pengobatan alami ini sering terjadi tetapi sangat jarang dijelaskan pada
masyarakat tentang kerusakan yang terjadi pada hati dan ginjal penderita DM tipe 2,
khususnya pada dunia pendidikan yang mungkin perlu adanya pengenalan tentang
penyakit DM secara dini dilihat dari sisi histologi sehingga siswa bisa lebih
memahami fenomena yang marak terjadi di sekitar mereka. Penelitian ini akan
menghasilkan keluaran berupa preparat permanen yang dapat digunakan sebagi
media pembelajaran di sekolah.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana
hasil penelitian merupakan hasil dari deskripsi keadaan sel dalam satu bidang
pandang, hasil penelitian ini Berdasarkan hasil pengamatan pada kelompok normal,
sel-sel hati dari hewan uji mengalami kerusakan sel radang dan kongesti dengan skala
(+) yang artinya kerusakan ringan, sedangkan sel yang mengalami degenerasi vakuol
menunjukkan skala (++) yang artinya kerusakan sedang. Pada kelompok perlakuan
aquadest, sel-sel hati mengalami sel radang dan kongesti dengan skala (++) yang
artinya mengalami kerusakan dengan kategori sedang, sedangkan pada kelompok
perlakuan aquadest juga ditemukan piknosis, degenerasi vakuol dan nekrosis dengan
skala (+++) yang artinya mengalami kerusakan sel berat. Pada kelompok perlakuan
glibenklamid sel hati mengalami kerusakan berupa sel radang, kongesti, piknosis,
degenerasi vakuol, dan nekrosis dengan skala (++) yang artinya mengalami
kerusakan sedang. Pada kelompok perlakuan undur-undur 2,5 mg sel-sel hati
mengalami sel radang, kongesti, piknosis, degenerasi vakuol, dan nekrosis dengan
skala (++) yang artinya mengalami kerusakan sel yang sedang.
Pada kelompok perlakuan undur-undur 5 mg sel hati mengalami sel radang,
kongesti dan degenerasi vakuol dengan skala (++) yang artinya sel mengalami
kerusakan sedang selain itu sel hati juga mengalami piknosis dan nekrosis dengan
skala (+++) yang artinya sel hati mengalami kerusakan cukup parah. Pada kelompok
perlakuan undur-undur 7,5 mg sel hati mengalami kerusakan sel radang dan kongesti
dengan skala (++) yang artinya sel yang mengalami kerusakan pada tingkat sedang,
sedangkan sel hati yang mengalami piknosis, degenerasi vakuol, dan nekrosis dengan
skala (+++) yang artinya tingkat kerusakan parah. Pada kelompok perlakuan undurundur
10 mg sel hati yang mengalami radang, kongesti, degenerasi vakuol dan
kongesti dengan skala (++) yang artinya tingkat kerusakan sedang, sedangkan yang
mengalami piknosis dengan skala (+) yang artinya tingkat kerusakan ringan. Pada
kelompok organ ginjal perlakuan undur-undur 2,5 mg sel tubulus kontroktus
proksimal ginjal yang mengalami degenerasi dan nekrosis dengan skala (++) yang
artinya mengalami kerusakan sel yang sedang, sedangkan glomerulus yang
mengalami kerusakan dengan skala (+++) yang artinya sel mengalami kerusakan
berat. Pada kelompok perlakuan undur-undur 5 mg sel tubulus kontroktus proksimal
yang mengalami degenerasi dan nekrosis yang mengalami kerusakan dengan skala
(+) yang artinya sel mengalami kerusakan ringan, selain itu glomerulus yang
mengalami kerusakan dengan skala (++) yang artinya mengalami kerusakan sedang.
Pada kelompok perlakuan undur-undur 10 mg sel tubulus konroktus proksimal yang
mengalami degenerasi dan nekrosis, serta glomerulus yang rusak dengan skala (++)
yang artinya tingkat kerusakan sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah induksi
ekstrak undur-udur konsentrasi 10 mg pada sel hati efektif memperbaiki struktur hati
diabetes, pada ginjal induksi ekstrak undur-undur konsentrasi 5 mg efektif
memperbaiki sel hati dan buku LKS yang dihasilkan sangat layak untuk digunakan. | en_US |