• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PEMBUATAN PREPARAT PERMANEN HATI DAN GINJAL MENCIT (Mus musculus) STRAIN BALB-C YANG DIINDUKSI DIABETES MELITUS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PENYUSUNAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

    Thumbnail
    View/Open
    ALIEF KURNIAWAN - 080210193011 (2)_1.pdf (250.6Kb)
    Date
    2013-12-17
    Author
    Alief Kurniawan
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sulfonilurea adalah turunan sulfanilamid tetapi tidak mempunyai aktivitas antibakteri. Golongan ini bekerja merangsang sekresi insulin di pankreas sehingga hanya efektif bila sel β-pankreas masih dapat berproduksi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari sumber sulfonilurea dari bahan alam. Salah satunya yang telah temukan bahwa undur-undur mengandung zat sulfonilurea. adapun suspensi undur-undur darat pada dosis 15 mg/ml tidak menyebabkan perubahan profil histopatologik dan pada dosis 30 mg/ml dan 60 mg/ml terjadi perubahan profil histopatologik sel hati pada tikus jantan galur Wistar. Kerja sulfonilurea pada undurundur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin karena ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan glukosa dalam tubuh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perubahan struktur hati mencit (Mus musculus) Strain Balb-C yang disebabkan oleh ekstrak undur-undur (Myrmeleon formicarius) dan mengidentifikasi perubahan struktur ginjal mencit (Mus musculus) Strain Balb-C yang disebabkan oleh ekstrak undur-undur (Myrmeleon formicarius) kemudian untuk menguji preparat permanen yang dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran di SMA. Pengamatan histologi dapat dilakukan dengan preparat permanen dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah, khususnya di SMA. Preparat permanen dapat mempermudah siswa dalam memahami kinerja hormon terhadap organ, khususnya organ hati dan ginjal di dalam tubuh. Menurut USAID, pemanfaatan media pembelajaran sangat diperlukan terutama untuk mendorong siswa belajar. Oleh sebab itu media yang dikembangkan atau yang dipilih sebaiknya memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar, dan bukan sekedar alat bantu guru. Banyak dampak positif yang dapat diperoleh, misalnya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah, memotivasi peserta, dan menciptakan iklim belajar yang kondusif. Pemanfaatan undur-undur untuk menanggulangi DM semakin penting mengingat bahwa jumlah penderita DM semakin meningkat. Selain itu, undur-undur mudah ditemukan di sekitar masyarakat dan jumlahnya melimpah sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi obat DM alami yang murah dan mudah diperoleh. Fenomena pengobatan alami ini sering terjadi tetapi sangat jarang dijelaskan pada masyarakat tentang kerusakan yang terjadi pada hati dan ginjal penderita DM tipe 2, khususnya pada dunia pendidikan yang mungkin perlu adanya pengenalan tentang penyakit DM secara dini dilihat dari sisi histologi sehingga siswa bisa lebih memahami fenomena yang marak terjadi di sekitar mereka. Penelitian ini akan menghasilkan keluaran berupa preparat permanen yang dapat digunakan sebagi media pembelajaran di sekolah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana hasil penelitian merupakan hasil dari deskripsi keadaan sel dalam satu bidang pandang, hasil penelitian ini Berdasarkan hasil pengamatan pada kelompok normal, sel-sel hati dari hewan uji mengalami kerusakan sel radang dan kongesti dengan skala (+) yang artinya kerusakan ringan, sedangkan sel yang mengalami degenerasi vakuol menunjukkan skala (++) yang artinya kerusakan sedang. Pada kelompok perlakuan aquadest, sel-sel hati mengalami sel radang dan kongesti dengan skala (++) yang artinya mengalami kerusakan dengan kategori sedang, sedangkan pada kelompok perlakuan aquadest juga ditemukan piknosis, degenerasi vakuol dan nekrosis dengan skala (+++) yang artinya mengalami kerusakan sel berat. Pada kelompok perlakuan glibenklamid sel hati mengalami kerusakan berupa sel radang, kongesti, piknosis, degenerasi vakuol, dan nekrosis dengan skala (++) yang artinya mengalami kerusakan sedang. Pada kelompok perlakuan undur-undur 2,5 mg sel-sel hati mengalami sel radang, kongesti, piknosis, degenerasi vakuol, dan nekrosis dengan skala (++) yang artinya mengalami kerusakan sel yang sedang. Pada kelompok perlakuan undur-undur 5 mg sel hati mengalami sel radang, kongesti dan degenerasi vakuol dengan skala (++) yang artinya sel mengalami kerusakan sedang selain itu sel hati juga mengalami piknosis dan nekrosis dengan skala (+++) yang artinya sel hati mengalami kerusakan cukup parah. Pada kelompok perlakuan undur-undur 7,5 mg sel hati mengalami kerusakan sel radang dan kongesti dengan skala (++) yang artinya sel yang mengalami kerusakan pada tingkat sedang, sedangkan sel hati yang mengalami piknosis, degenerasi vakuol, dan nekrosis dengan skala (+++) yang artinya tingkat kerusakan parah. Pada kelompok perlakuan undurundur 10 mg sel hati yang mengalami radang, kongesti, degenerasi vakuol dan kongesti dengan skala (++) yang artinya tingkat kerusakan sedang, sedangkan yang mengalami piknosis dengan skala (+) yang artinya tingkat kerusakan ringan. Pada kelompok organ ginjal perlakuan undur-undur 2,5 mg sel tubulus kontroktus proksimal ginjal yang mengalami degenerasi dan nekrosis dengan skala (++) yang artinya mengalami kerusakan sel yang sedang, sedangkan glomerulus yang mengalami kerusakan dengan skala (+++) yang artinya sel mengalami kerusakan berat. Pada kelompok perlakuan undur-undur 5 mg sel tubulus kontroktus proksimal yang mengalami degenerasi dan nekrosis yang mengalami kerusakan dengan skala (+) yang artinya sel mengalami kerusakan ringan, selain itu glomerulus yang mengalami kerusakan dengan skala (++) yang artinya mengalami kerusakan sedang. Pada kelompok perlakuan undur-undur 10 mg sel tubulus konroktus proksimal yang mengalami degenerasi dan nekrosis, serta glomerulus yang rusak dengan skala (++) yang artinya tingkat kerusakan sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah induksi ekstrak undur-udur konsentrasi 10 mg pada sel hati efektif memperbaiki struktur hati diabetes, pada ginjal induksi ekstrak undur-undur konsentrasi 5 mg efektif memperbaiki sel hati dan buku LKS yang dihasilkan sangat layak untuk digunakan.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9563
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [15465]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository