dc.description.abstract | Kurangnya minat peserta didik terhadap pembelajaran sejarah di sekolah
memicu rendahnya hasil belajar yang diperoleh. Hal ini tampak dari hasil belajar
yang diperoleh siswa tidak pernah mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil
temuan melalui wawancara yang tidak terstruktur pada siswa dan guru sejarah
SMA Negeri Rambipuji terdapat persoalan persoalan yang menyebabkan
rendahnya perolehan hasil belajar tersebut yaitu, (1) siswa kurang memahami
materi pelajaran dengan baik, (2) siswa terlalu menganggap remeh mata pelajaran
sejarah, (3) siswa kurang antusias dalam belajar sejarah. Berdasarkan hal-hal
tersebut maka peneliti mencoba untuk menerapkan metode pembelajaran Problem
Based Instruction
Metode Problem Based Instruction merupakan metode pembelajaran
yang mendekatkan peserta didik pada masalah otentik dan kemampuan berfikir
tinggi serta pemecahan masalah, sharing pengetahuan dan menemukan
pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman. Hasil belajar
yang dicapai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung ditandai dengan
adanya perubahan tingkah laku serta peningkatan nilai hasil belajar yang dicapai
siswa.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan model skema Kemis &
McTagart. Pada penelitian ini subjekyang diteliti adalah kelas X-4 SMA Negeri
Rambipuji tahun 2010-2011 berjumlah 35 siswa dikarenakan kemampuan befikir
siswa yang heterogen. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data
menggunakan metode observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian metode Problem Based instruction
berjalan sesuai dengan kerangka konseptual yang di tetapkan. Berdasarkan
pelaksanaan dan hasil analisis yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran melalui penerapan metode Problem Based Instruction dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan
nilai rata-rata siswa dalam satu kelas yang mendapat perolehan pada siklus I
sebesar 62,14 dengan ketuntasan 45,71%, Siklus II sebesar 67,57 dengan
ketuntasan 71,43% dan siklus III sebesar 76 dengan ketuntasan klasikal 91,43%,
serta dalam perhitungan uji beda yang menunjukkan adanya perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara Siklus I, II dan III. | en_US |