DINAMIKA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM DESA SUMBERWRINGIN KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER TAHUN 1912-2010
Abstract
Pondok pesantren Raudlatul Ulum merupakan salah satu pondok pesantren
salaf tertua di kabupaten Jember. Sejak didirikan oleh K.H. Ahmad Syukri tahun
1912 sampai sekarang pada pengasuhan ketiga yaitu K.H. Khotib Umar pondok
pesantren Raudlatul Ulum tetap mempertahankan sistem pendidikannya dengan
sistem salaf. Meskipun dengan sistem salafnya tetapi pondok pesantren Raudlatul
Ulum tetap banyak diminati masyarakat untuk menuntut ilmu pendidikan agama.
Tujuan penelitian untuk mengkaji: (1) sejarah berdirinya pondok pesantren Raudlatul
Ulum Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember 1912-2010;
(2) proses peubahan, perkembangan, dan kesinambungan pada pondok pesantren
Raudlatul Ulum Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember
Tahun 1912 - 2010; (3) dampak pondok pesantren Raudlatul Ulum desa
Sumberwringin kecamatan Sukowono kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: heuristik, kritik, interpretasi,
dan historiografi.
Berdirinya pondok pesantren Raudlatul Ulum tahun 1912 tidak terlepas dari
kondisi sosial masyarakat Sukowono yang pada saat itu terkenal dengan masyarakat
yang jauh dari nilai-nilai agama islam sehingga dengan keadaan seperti ini K.H.
Ahmad Syukri terdorong untuk mendirikan pondok pesantren di daerah tersebut.
Selain karena faktor sosial masyarakatnya tetapi dilihat dari letak geografisnya yang
strategis sehingga dimungkinkan untuk mendirikan pondok pesantren Raudlatul
Ulum.
Bentuk pendidikan yang diterapkan KH, Achmad Syukri adalah dengan
memberikan pendampingan langsung kepada masyarakat dengan melakukan
pembinaan keagamaan dalam bentuk lembaga pengajian. Pengajian kirab dilakukan
dengan metode sorogan dan wetonan. Jumlah santri pada awal berdirinya pondok
pesantren Raudlatul Ulum yaitu pada tahun 1912 sekitar 15 orang dan berasal dari
sekitar pondok pesantren. Pada saat itu belum dilaksanakan system klasikal, maka
tidak terdapat jenjang kelas dan ketentuan waktu lamanya santri belajartahun 1930
pengasuh pondok pesantren Raudlatul Ulum, K.H. Achmad Syukri meninggal dunia
dan tampuk kepemimpinan pondok pesantren raudlatul ulum di gantikan oleh K.H.
Muhammad Umar yang merupakan suami dari nyai sofiah anak dari K.H. Achmad
Syukri. Dibawah kepemimpinan K.H. Muhammad Umar, Raudlatul Ulum semakin
mengakar di tengah masyarakat. Kiyai umar mewarisi kharaktek kiyai Syukri dalam
mendidik santri. Pada masa kepengasuhan K.H. Muhammad Umar sistem
pendidikannya tetap sama yaitu salafi. Pada tahun 1982 K.H. Muhammad Umar
wafat digantikan oleh anaknya yaitu K.H. Khotib Umar, tetapi dikelola secara
kolegial/dikelola secara bersama dengan saudara-saudaranya, dan pada masa ini tetap
mempertahankan salafinya dengan system pengajaranya Sorogan dan Bandongan.
Pada masa K.H. Khotib Umar didirikan pendidikan Madrasah Diniyah. Meskipun
menerapkan sistem klasikal, namun tetap tidak memasukkan pelajraran umum.
Sehingga kemudian berakibat pada semakin menuruuunya jumlah santri pertahunnya.
Pondok pesantren Raudlatul Ulum didirikan adalah untuk kepentingan
masyarakat. Oleh karena itu pengaruh pondok pesantren Raudlatul Ulum sangat besar
sekali bagi masyarakat Desa Sumberwringin Kecamatan Sukowono, pada umunya
masyarakat Kabupaten Jember. Selain itu, masyarakat juga merasakan bahwa dengan
didirikannya pondok pesantren Raudlatul Ulum dapat menciptakan suatu kehidupan
yang tenteram serta sopan dalam kehidupannya sehari-hari. Pondok pesantren
Raudlatul Ulum berdiri di tengah-tengah masyarakat yang memiliki fungsi sebagai
kontrol terhadap arus moderenisasi yang masuk ke daerah Sumberwringin.