Pengaruh Sistem Tanam Konvensional, SRI, dan IPAT-BO Terhadap Keberadaan Penyakit Hawar Daun Bakteri (Kresek) dan Hasil Produksi Padi Di Desa Jatisari Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember
Abstract
Penyakit Hawar Daun Bakteri (Penyakit Kresek) adalah salah satu penyakit
penting pada tanaman padi yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas compestris
pv oryzae (Xoo). Faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan penyakit hawar
daun bakteri salah satunya adalah sistem tanam. Sistem tanam padi yang
diterapkan petani adalah sistem tanam konvensional yaitu budidaya dengan
penggenangan yang menyebabkan kondisi lingkungan terlalu lembap, sehingga
mengakibatkan penyakit berkembang lebih cepat. Keberadaan penyakit yang
timbul perlu diperbaiki dengan sistem tanam yang lebih baik antara lain sistem
tanam secara SRI, dan IPAT-BO. Metode pengairan pada sistem tanam SRI dan
juga IPAT-BO yang tidak dilakukan penggenangan secara terus menerus, maka
kebutuhan jumlah air per hektar mengalami penurunan dan diharapkan dapat
mengurangi keberadaan penyakit hawar daun.
Penelitian dilaksanakan pada Desember 2016 sampai April 2017 di lahan
pertanaman padi dengan tiga sistem tanam antara lain sistem tanam Konvensional,
sistem tanam IPAT-BO dan sistem tanam SRI terdapat 1 bibit dalam satu lubang
tanam. Masing-masing perlakuan dibagi menjadi 5 petak perlakuan (plot). Setiap
petak perlakuan berukuran 22m x 18m dan terdapat 200 rumpun padi disetiap plot
dan dipilih 20 rumpun tanaman atau 10% dari populasi tanaman dalam plot.
Variabel yang diamati antara lain keberadaan dan keparahan penyakit hawar daun
bakteri, jumlah anakan, serta hasil produksi padi.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]