dc.description.abstract | Perusahaan pada umumnya berusaha untuk mengembangkan skala
usahanya. IPO adalah salah satu cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk
mendapatkan investasi. Proses untuk IPO di Indonesia di fasilitasi oleh Bursa
Efek Indonesia. Perusahaan yang dapat melakukan IPO harus memiliki kinerja
keuangan yang semakin baik menjelang IPO. Namun dengan IPO struktur modal
berubah akibat adanya aliran dana yang masuk. Akibat dari adanya aliran dana
yang masuk ke perusahaan kinerja keuangan dapat berubah menjadi lebih baik,
lebih buruk atau tidak ada perbedaan. Investor yang menanam modalnya terhadap
perusahaan tentu berharap kinerja keuangan perusahaan juga akan semakin baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah penawaran saham perdana di Bursa Efek
Indonesia. Rasio-rasio keuangan yang diteliti adalah rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan aktivitas. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang
melakukan IPO tahun 2011-2013 sebanyak 77 perusahaan. Sampel penelitian
berjumlah 71 perusahaan. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan Uji
Normalitas dan Uji Wilcoxon dengan membandingan variabel sebelum dan
sesudah IPO.
Rasio likuiditas yang diwakili oleh current ratio menunjukkan 47
perusahaan mengalami penguatan dan 24 perusahaan mengalami pelemahan.
Rasio solvabilitas yang diwakili oleh debt ratio menunjukkan 14 perusahaan
mengalami penguatan dan 57 perusahaan mengalami pelemahan. Rasio
profitabilitas yang yang diwakili oleh net profit margin menunjukkan 24
perusahaan mengalami penguatan dan 47 perusahaan mengalami pelemahan.
Rasio aktifitas yang diwakili oleh fix asset turnover menunjukkan 27 perusahaan
mengalami penguatan dan 44 perusahaan mengalami pelemahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas dan solvabilitas
membaik, sedangkan rasio profitabilitas dan aktivitas memburuk setelah IPO. | en_US |