dc.description.abstract | Empati sejarah mengharuskan seseorang untuk melihat perbedaan antara
kehidupan di masa sekarang dan di masa lalu dengan tetap menjaga kemungkinan
bahwa perspektif masa lalu memegang beberapa validitas (Barton & Levstik,
2010:43). Jika diminta hanya untuk menerapkan logika atau alasan ketika
menjelajahi tokoh-tokoh sejarah, maka siswa dirugikan ketika mencoba untuk
memahami orang-orang yang dipengaruhi oleh kekhawatiran seperti kebanggaan,
takut, cinta, benci, putus asa, atau keserakahan (Jason dan Sarah, 2013:44).
Proses pembentukan koneksi afektif ke masa lalu memungkinkan siswa untuk
melihat tokoh-tokoh sejarah sebagai manusia yang menghadapi pengalaman yang
sangat menusiawi dan mengarah ke pemahaman yang lebih kaya daripada
perspektif mengambil saja (Jason dan Sarah, 2013:44). Terutama pada
pembelajaran sejarah, cara menampilkan empati sejarah siswa membutuhkan media
yang mendukungnya dan disesuaikan dengan perkembangan jaman saat ini.
Kedudukan media memiliki posisi penting dalam proses pembelajaran
sejarah. Media dapat menjadi alat komunikasi berfungsi sekaligus sumber belajar
bagi peserta didik. Media sebagai alat komunikasi berfungsi untuk menyampaiakan
pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima (Sadiman dkk, 2011:15).
Pembelajaran sejarah memanfaatkan teknologi informasi sebagai salah satu cara
yang dilakukan agar proses pembelajaran menjadi kontekstual dan menarik.
Pemanfaatan teknologi di bidang pendidikan memberikan beberapa keuntungan
untuk meningkatkan kompetensi guru dan juga peserta didik (Puji, 2018:55). | en_US |