Strategi Bertahan Hidup Petani Tadah Hujan Dusun Koanyar Klabang Bondowoso
Abstract
Dusun Koanyar merupakan dusun yang ada di Desa Pandak. Dimana Dusun
Koanyar merupakan salah satu daerah yang pertaniannya adalah tadah hujan. Pada
musim kemarau petani resah karena kebutuhan air pada lahan pertanian menjadi
kurang. Dimana lahan pertanian tadah hujan menyebabkan tanaman kering dan mati
sehingga lahan tersebut tidak cocok untuk ditanami. Kepemilikan sawah tadah hujan
ini menyebabkan petani hanya mampu menanam satu kali dalam setahun. Hal ini
berpengaruh pada pendapatan petani, sehingga petani kesulitan dalam mendapatkan
penghasilan. Petani untuk keluar dari situasi sulit tersebut maka petani melakukan
berbagai cara untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti
strategi bertahan hidup petani tadah hujan di Dusun Koanyar Klabang Bondowoso.
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi
bertahan hidup petani sawah tadah hujan di Dusun Koanyar Klabang Bondowoso.
Penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang
digunakan adalah kerangka teori dari James C.Scott tentang Mekanisme Survive.
Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Untuk penentuan informan peneliti menggunakan teknik purposif
dengan menentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Untuk menguji keabsahan
data, penulis menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi bertahan hidup yang
dilakukan oleh petani di sawah tadah hujan di Dusun Koanyar adalah yang pertama
strategi menghemat. Dalam strategi menghemat ini petani melakukan beberapa penghematan yaitu dengan cara menyimpan hasil panen, beralih ke makanan yang
lebih murah, serta memanfaatkan kayu bakar untuk memasak menggunakan tungku.
Strategi yang kedua yaitu kerja sampingan, diantanya adalah berjualan kecil-kecilan
di rumah “pracangan”, mencari ikan untuk dijual, bekerja sebagai buruh tebu, buruh
bangunan, buruh kayu dan memelihara sapi. Strategi yang ketiga yaitu memanfaatkan
akses patron. Dengan akses patron ini petani diberi bantuan berupa pekerjaan dan
bahan-bahan pokok oleh kawannya yang berada di luar desa sekaligus kawannya
tersebut mempunyai sawah yang luas dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Sesama
saudara juga saling meminjam uang ketika sedang kesulitan. Strategi yang keempat
yaitu penggunaan mesin penyedot air “jenset”. Penggunaan mesin penyedot air
“jenset” ini hanya dapat dilakukan oleh petani yang memiliki sawah dekat dengan
sungai Sampeyan Baru, sedangkan petani yang memiliki sawah jauh dengan sungai
sawahnya dibiarkan kosong ketika musim kemarau. Strategi yang kelima yaitu
pemilihan jenis tanaman sesuai musim. Petani di Dusun Koanyar tentu memiliki
strategi ini, karena mempunyai sawah tadah hujan juga harus menyesuaikan tanaman
yang cocok untuk ditanam sesuai musim