Perbandingan Profil Status Gizi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium v Yang Menjalani Hemodialisis Menggunakan Dialyzer Baru Dan Reuse (Studi Eksperimental Di Instalasi Hemodialisis Rsd Dr. Soebandi Jember)
Abstract
Penyakit Ginjal Kronis merupakan penyakit pada ginjal yang ditandai dengan
menurunnya laju filtrasi glomerulus <60 ml/menit per 1,73m2
dengan durasi
setidaknya tiga bulan. Penyakit ginjal kronis stadium V merupakan penyakit pada
ginjal dengan laju filtrasi glomerulus yang mencapai <15 ml/menit per 1,73m2
.
Stadium tersebut memerlukan terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis,
peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal. Hemodialisis merupakan pilihan utama
terapi pengganti ginjal pada pasien penyakit ginjal kronis stadium V. Namun,
hemodialisis menghabiskan dana terbanyak dibandingkan modalitas terapi
pengganti ginjal lainnya. Oleh karena itu, penggunaan kembali dialyzer diharapkan
dapat membantu menurunkan biaya hemodialisis.
Menggunakan kembali dan memproses ulang dialyzer berulang kali dapat
mempengaruhi hemodialisis karena terjadinya pengikatan molekul albumin pada
membran dialyzer dan bahkan dalam keadaan tertentu albumin dapat bocor selama
hemodialisis. Perubahan permeabilitas membran dialyzer, penurunan kualitas
membran dialyzer, serta perbesaran diameter pori-pori membran dialyzer juga
dapat berpotensi menyebabkan hilangnya protein, lemak, dan glukosa. Oleh karena
itu, pemantauan status gizi harus dilakukan pada pasien penyakit ginjal kronis.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian
quasi experimental dengan bentuk post-test only di Ruang Instalasi Hemodialisis
RSD dr. Soebandi Jember periode Oktober-November 2018. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang.
Kriteria inklusi meliputi pasien penyakit ginjal kronis stadium V yang telah
menjalani hemodialisis reguler 2x setiap minggu, pria/wanita, pasien menjalani
hemodialisis ≥3 bulan, usia ≥18 tahun, setuju dan telah melengkapi lembar informed consent, Quick Blood (Qb) ≥ 100 ml/menit, Quick Dialisat (Qd) ≥ 200
ml/menit, lama hemodialisis ≥2 jam, total cell volume pada dialyzer reuse >80%.
Kriteria eksklusi meliputi tekanan darah sistolik <80 mmHg dan atau tekanan darah
sistolik >200 mmHg selama hemodialisis, suhu tubuh <36℃ dan atau >40℃,
pasien mengalami kejang, denyut nadi <60x/menit dan atau >120x/menit, pasien
menjalani transfusi whole blood dan albumin selama proses hemodialisis, pasien
tidak bersedia, pasien menderita penyakit infeksi. Kriteria drop out adalah pasien
meninggal saat dalam periode penelitian, pasien mengundurkan diri saat dalam
periode penelitian, pasien pindah ke instalasi hemodialisis lain.
Pengukuran status gizi yang meliputi indeks massa tubuh, tebal lemak kulit
bisep dan trisep, serta kadar albumin serum dilakukan 5 menit setelah hemodialisis
I saat pasien menggunakan dialyzer baru. Setelah itu, dialyzer tersebut mengalami
pemrosesan ulang sebelum digunakan kembali seperti pembilasan, pencucian, dan
desinfeksi. Ketika penggunaan kembali yang ke-4 (hemodialisis V atau reuse ke4), dilakukan pengukuran kembali status gizi yang meliputi indeks massa tubuh,
tebal lemak kulit bisep dan trisep, serta kadar albumin serum 5 menit setelah
hemodialisis V saat pasien menggunakan dialyzer reuse. Data yang diperoleh
kemudian dikelompokkan, dianalisis menggunakan paired T-test.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada profil statis gizi pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis menggunakan dialyzer baru maupun reuse dengan nilai signifikansi
masing-masing adalah p=0,111 (kadar albumin serum sebelum hemodialisis
menggunakan dialyzer baru dan reuse), p=0,017 (kadar albumin sesudah
hemodialisis menggunakan dialyzer baru dan reuse), p=0,062 (signifikan pada
selisih kadar albumin serum sebelum dan sesudah hemodialisis menggunakan
dialyzer baru dan reuse), p=0,183 (indeks masa tubuh sesudah hemodialisis
menggunakan dialyzer baru dan reuse), p=0,326 (tebal lemak kulit bisep sesudah
hemodialisis menggunakan dialyzer baru dan reuse), dan p=0,161 (tebal lemak kulit
trisep sesudah hemodialisis menggunakan dialyzer baru dan reuse).
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Pengaruh Serbuk Cacing Tanah (Pheretima Javanica K.) terhadap Protein Urin, Morfologi Ginjal dan Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus Norvegicus B.)
Putri, Dea Ayu Rahma (2018-07-25)Cacing tanah banyak diketahui manfaatnya bagi manusia. Cacing tanah yang paling banyak populasinya di pulau jawa adalah Pheretima javanica K. Cacing tanah jenis Pheretima javanica K. diketahui mengandung senyawa antibiotik ... -
Aktivitas Nefroprotektif Ekstrak Etanol Buah Cabai Jawa (Piper Retrofractum Vahl.) Terhadap Malondialdehid Ginjal, Kadar Asam Urat dan Histopatologi Ginjal Tikus
SOFYANA, Agnes Auliya (Fakultas Farmasi, 2022-07-26)Ginjal merupakan organ penting dalam sistem metabolisme tubuh dan merupakan organ ekskresi utama. Ginjal menjalankan fungsinya yaitu untuk menyerap kembali zat-zat yang diperlukan tubuh dan membuang sisa metabolisme ... -
PERBEDAAN PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) STADIUM 5 YANG MENJALANI HEMODIALISIS MENGGUNAKAN DIALYZER BARU DAN REUSE (STUDI EKSPERIMENTAL DI INSTALASI HEMODIALISIS RSD DR. SOEBANDI JEMBER)
Elsa Viona (2014-01-23)Penyakit ginjal kronik (PGK) stadium 5 adalah penyakit ginjal kronik yang sudah masuk ke stadium gagal ginjal terminal (LFG < 15mL/ menit/ 1,73 ). Pasien PGK stadium 5 memerlukan terapi pengganti ginjal antara lain dialisis ...