Show simple item record

dc.contributor.authorTEGUH PUJIANTO
dc.date.accessioned2013-12-16T07:31:59Z
dc.date.available2013-12-16T07:31:59Z
dc.date.issued2013-12-16
dc.identifier.nimNIM091910101042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/9200
dc.description.abstractIndonesia merupakan Negara kepulauan yang beriklim tropis dan Indonesia juga dilewati oleh garis katulistiwa yang berpengaruh terhadap kondisi alam disekitarnya. Untuk itu diperlukan desain dan pola pengerjaan yang tepat agar bangun tersebut dapat mengatasi masalah seperti cuaca. Maka cara pembangunan di daerah tropik lembab harus selalu mengusahakan pengaliran hawa udara yang mudah menembus seluruh ruangan dan sebanyak mungkin unsur-unsur bangunan secara terus menerus, agar kelembaban hawa tidak terlalu merusak. Diperlukan angin dengan kecepatan ± 0.9-9 Km/jam untuk kenyamanan. Ventilasi udara pada suatu bangunan sangat penting untuk kita sebagai penghuni di dalamnya. Telah disinggung, bahwa ventilasi udara atau pengaliran udara yang perlahan-lahan namun terusmenerus sangat diperlukan, agar hawa dalam ruangan selalu diganti dengan hawa yang bersih dan sehat. Dalam penelitian ini difokuskan pada perpindahan panas secara konveksi yang terjadi pada hunian. variasi ventilasi yang digunakan pada penelitian ini ada 4 posisi, yaitu posisi bawah, tengah, atas dan atas yang tak sesisi dengan lubang pintu. Tujuanya adalah untuk mengetahui besar laju perpindahan panas konveksi di dalam hunian dan mengetahui temperatur ruangan terendah pada prototype rumah yang telah divariasi dengan ventilasi yang berbeda. Penelitian tentang Pengaruh Variasi Posisi Ventilasi Terhadap Temperatur Hunian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Konversi Energy Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali dan dimulai pada pukul 09:00 sampai pukul 14:00. Ruangan yang mempunyai laju perpindahan panas konveksi dan konduksi terbesar dari pengulangan hari 1 sampai 3 adalah pada ruangan kondisi 3. Besarnya adalah 1,09 Watt pada pukul 12:30, pada hari kedua sebesar 1,71 Watt pada pukul 13:30 dan pada hari ketiga sebesar 0,50 terjadi pada pukul 12:00. Hal ini terjadi karena pada hunian pertama ini menggunakan ventilasi yang letaknya berada paling atas, sehingga ketika kalor masuk terjadi perbedaan berat jenis udara, udara yang mempunyai temperatur lebih tinggi akan berada di atas. Jadi ketika posisi ventilasi berada di atas, udara panas akan berada di atas pada rungan tersebut sehingga udara panas dengan mudah keluar melalui ventilasi tersebut. Hunian yang mempunyai temperatur terendah dari pengulangan hari pertama sampai hari ketiga adalah hunian posisi ke 3. Temperatur pada hunian tersebut tertinggi hanya mencapai 32.3 C pukul 12:30 pada hari pertama, 36,5 o C pukul 13:30 pada hari kedua dan 34,3 pukul 11:30 pada hari ketiga.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries. 091910101042;
dc.subjectPENGARUH VARIASI POSISI VENTILASIen_US
dc.titlePENGARUH VARIASI POSISI VENTILASI TERHADAP TEMPERATUR RUANGANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record