PENGARUH VARIASI POSISI VENTILASI TERHADAP TEMPERATUR RUANGAN
Abstract
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang beriklim tropis dan Indonesia
juga dilewati oleh garis katulistiwa yang berpengaruh terhadap kondisi alam
disekitarnya. Untuk itu diperlukan desain dan pola pengerjaan yang tepat agar bangun
tersebut dapat mengatasi masalah seperti cuaca. Maka cara pembangunan di daerah
tropik lembab harus selalu mengusahakan pengaliran hawa udara yang mudah
menembus seluruh ruangan dan sebanyak mungkin unsur-unsur bangunan secara
terus menerus, agar kelembaban hawa tidak terlalu merusak. Diperlukan angin
dengan kecepatan ± 0.9-9 Km/jam untuk kenyamanan. Ventilasi udara pada suatu
bangunan sangat penting untuk kita sebagai penghuni di dalamnya. Telah disinggung,
bahwa ventilasi udara atau pengaliran udara yang perlahan-lahan namun terusmenerus
sangat diperlukan, agar hawa dalam ruangan selalu diganti dengan hawa
yang bersih dan sehat.
Dalam penelitian ini difokuskan pada perpindahan panas secara konveksi
yang terjadi pada hunian. variasi ventilasi yang digunakan pada penelitian ini ada 4
posisi, yaitu posisi bawah, tengah, atas dan atas yang tak sesisi dengan lubang pintu.
Tujuanya adalah untuk mengetahui besar laju perpindahan panas konveksi di dalam
hunian dan mengetahui temperatur ruangan terendah pada prototype rumah yang
telah divariasi dengan ventilasi yang berbeda.
Penelitian tentang Pengaruh Variasi Posisi Ventilasi Terhadap Temperatur
Hunian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Konversi Energy Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember. Pengambilan data dilakukan sebanyak
tiga kali dan dimulai pada pukul 09:00 sampai pukul 14:00. Ruangan yang mempunyai laju perpindahan panas konveksi dan konduksi
terbesar dari pengulangan hari 1 sampai 3 adalah pada ruangan kondisi 3. Besarnya
adalah 1,09 Watt pada pukul 12:30, pada hari kedua sebesar 1,71 Watt pada pukul
13:30 dan pada hari ketiga sebesar 0,50 terjadi pada pukul 12:00. Hal ini terjadi
karena pada hunian pertama ini menggunakan ventilasi yang letaknya berada paling
atas, sehingga ketika kalor masuk terjadi perbedaan berat jenis udara, udara yang
mempunyai temperatur lebih tinggi akan berada di atas. Jadi ketika posisi ventilasi
berada di atas, udara panas akan berada di atas pada rungan tersebut sehingga udara
panas dengan mudah keluar melalui ventilasi tersebut. Hunian yang mempunyai
temperatur terendah dari pengulangan hari pertama sampai hari ketiga adalah hunian
posisi ke 3. Temperatur pada hunian tersebut tertinggi hanya mencapai 32.3
C pukul
12:30 pada hari pertama, 36,5
o
C pukul 13:30 pada hari kedua dan 34,3 pukul 11:30
pada hari ketiga.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]