Show simple item record

dc.contributor.advisorSugiyanto
dc.contributor.advisorSwastika, Kayan
dc.contributor.authorSETYAWAN, Bayu
dc.date.accessioned2019-08-08T08:31:28Z
dc.date.available2019-08-08T08:31:28Z
dc.date.issued2019-08-08
dc.identifier.nimNIM120210302086
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91571
dc.description.abstractBanten merupakan tempat dimana rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada awal abad ke 17. Banten merupakan sumber lada yang utama, yang bahkan dalam dunia perdagangan menjadi lebih penting dari pada rempah-rempah di Maluku (Lubis, 2003:45). Disana terdapat banyak pedagang asing dari Eropa. Pada tahun 1653 Belanda harus bersaing dengan Inggris dan negara-negara lainnya dalam menancapkan pengaruh di Banten. Posisinya yang strategis berada diselat sunda karena negeri ini dapat dicapai langsung dari laut. Gambaran mengenai letak strategis Banten menjadi unsur kejayaan di bidang perniagaan. Itulah mengapa VOC sampai mendirikan markas besar di Batavia (Jakarta sekarang) yang secara geografis dekat dari Banten. Asisten Cornelis De Houtman menggambarkan dalam laporannya yang mengatakan karakteristik pelabuhan Banten yang berskala internasional, terdapat pembagian kerja bagi pedagang asing yang ada di Banten seperti orang-orang persia yang menjual Obat-obatan dan Permata, sementara orang arab lebih aktif di laut membawa komoditasnya, dan orang barat yang umumnya berkepentingan membawa rempah-rempah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries120210302086;
dc.subjectPelabuhan Bantenen_US
dc.subjectSultan Ageng Tirtayasaen_US
dc.subjecttahun 1651-1683en_US
dc.titlePerdagangan Maritim di Pelabuhan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1651-1683 Men_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record