Hubungan antara Konsumsi Makan, Status Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Pre Menstrual Syndrome (PMS) Pada Remaja Putri di SMK Negeri 1 Jember
Abstract
Remaja adalah kelompok usia 10-18 tahun. Remaja mengalami beberapa
perubahan, salah satunya adalah menstruasi pada remaja putri sebagai tanda
pubertas. Selama siklus menstruasi perempuan merasakan keluhan yang
menimbulkan rasa tidak nyaman. Gangguan menstruasi muncul karena remaja
memiliki status gizi kurang yang dapat mengganggu fungsi organ tubuh. Salah
satu gangguan pada masa menstruasi adalah Pre Menstrual Syndrome (PMS). Pre
Menstrual Syndrome adalah kumpulan gejala fisik, psikis, dan perilaku yang
muncul 7-14 hari sebelum menstruasi dan akan hilang setelah datangnya
menstruasi. Pre Menstrual Syndrome disebabkan oleh beberapa faktor risiko yaitu
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, status perkawinan, riwayat
melahirkan, bertambahnya usia, stres, aktivitas fisik, konsumsi zat gizi tertentu
seperti vitamin B6, kalsium, dan magnesium, kebiasaan makan/diet, serta
konsumsi alkohol dan merokok. Penelitian Putri menyatakan bahwa 96,8% remaja
putri mengalami PMS ringan. Pre Menstrual Syndrome dapat mengganggu
pekerjaan, sekolah, aktivitas setiap hari, dan hubungan interpersonal. Studi
pendahuluan yang dilakukan di SMK Negeri 1 Jember menunjukkan bahwa
95,24% dari 42 remaja putri mengalami PMS. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik responden, konsumsi makanan sumber vitamin B6,
kalsium, dan magnesium, status gizi, aktivitas fisik, serta kejadian PMS dan
menganalisis hubungan antara konsumsi makan, status gizi, dan aktivitas fisik
dengan kejadian PMS pada remaja putri di SMK Negeri 1 Jember.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]