Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti, IDA Ratna
dc.contributor.advisorWulandari, Erawati
dc.contributor.authorSUBAGIONO, Alodia Geralda Khansa
dc.date.accessioned2019-08-07T05:48:55Z
dc.date.available2019-08-07T05:48:55Z
dc.date.issued2019-08-07
dc.identifier.nimNIM151610101002
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91467
dc.description.abstractIkan nila merupakan ikan yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat, mudah dibudidayakan, mudah didapat dan mudah dikonsumsi karena tidak terdapat duriduri halus. Permintaan konsumsi dan jumlah produksi ikan nila di Indonesia yang terus meningkat, berakibat pada banyaknya jumlah limbah yang dihasilkan. Salah satu limbah yang berpotensi memiliki manfaat dalam bidang kedokteran gigi adalah tulang ikan, akan tetapi penelitian ilmiah terhadap protein tulang ikan belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil protein yang terdapat pada tulang ikan nila sebelum dan sesudah dimasak. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Tulang ikan nila dibagi menjadi 2 bagian yaitu tulang ikan nila sebelum dimasak dan sesudah dimasak. Tahapan pertama yang dilakukan yaitu proses pembuatan ekstrak tulang ikan nila sebelum dan sesudah dimasak. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan elektroforesis menggunakan SDS-PAGE dengan arus listrik 50-95 V. Proses ini dihentikan setelah warna biru mencapai dasar gel kurang lebih tiga sampai 5 jam. Protein yang terpisah diwarnai dengan Coomassie Briliant Blue dan dilakukan pencucian dengan aquades sampai pita protein terlihat dengan jelas. Analisis profil protein menggunakan metode SDS-PAGE (Sodium Dedosil Sulfat Poly Acrylamide Gel) dengan parameter profil protein berupa berat molekul, jumlah fraksi protein dan intensitas fraksi protein. Hasil dari penelitian ini adalah profil protein hasil SDS-PAGE yang teridentifikasi pada tulang ikan nila sebelum dimasak terdapat 10 fraksi protein, yaitu 183 kDa, 121 kDa, 83 kDa, 46 kDa, 44 kDa, 40 kDa, 38 kDa, 30 kDa, 21 kDa dan 8 kDa, sedangkan pada tulang ikan nila sesudah dimasak didapatkan 8 fraksi protein, yaitu 183 kDa, 121 kDa, 83 kDa, 46 kDa, 38 kDa, 21 kDa, dan 8 kDa. Tulang ikan nila sesudah dimasak mempunyai pita protein lebih banyak berada di bawah dengan berat molekul lebih kecil sedangkan pada tulang ikan nila sebelum dimasak pita protein terlihat di bagian atas dengan berat molekul lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa proses pemanasan menyebabkan terjadinya kerusakan ikatan sekunder dan tersier protein akibat terpecahnya ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik atau ikatan disulfida yang disebut denaturasi protein. Setiap fraksi protein memiliki besar intensitas fraksi yang berbeda-beda dan berbanding lurus dengan kadar protein. Fraksi protein terbesar pada tulang ikan nila sebelum dimasak sebesar 6598 pixel pada BM 121 kDa dan fraksi protein pada tulang ikan nila sesudah dimasak terbesar adalah sebesar 4118 pixel pada BM 38 kDa.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries151610101002;
dc.subjectMenggunakan Metode SDS-PAGEen_US
dc.subjectProtein Tulang Ikan Nilaen_US
dc.subjectOreochromis Niloticusen_US
dc.titleAnalisis Profil Protein Tulang Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Sebelum dan Sesudah Dimasak Menggunakan Metode SDS-PAGEen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record