Para Harimau yang Menolak Punah: Estetika Dokumenter Televisi di Era Pasca Reformasi
Abstract
Para Harimau Yang Menolak Punah (Imanda Dea Sabiella dan Edho Cahya Kusuma,
2013) merupakan
judul dokumenter televisi produksi
Eagle
Institute
dengan
ciri
filmis berupa
paduan antara gambar dan tuturan (wawancara). Dokumenter
ini
merupakan
objek material yang menarik untuk diteliti dalam konteks kontinuitas
dan
perubahan
estetika, selama era pasca reformasi
dengan zaman Orde
Baru
sebagai
pembanding.
Jika
pada
masa
orde
baru,
kampanye
pelestarian
lingkungan
melalui
media
dokumenter
notabene
diproduksi
oleh
pemerintah melalui
estetika sinematik
yang
bersifat
propagandis,
maka
saat
ini
dokumenter
produksi
Eagle
Institute
justru
menggunakan
estetika
sinematik
yang
kritis
sebagai
konter
bagi
pemerintah.
Fakta
dan
fiksi (faksi) menjadi istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai bentuk
kontinuitas dan perubahan dokumenter televisi Indonesia. Alasan pemilihan istilah
ini adalah dunia fenomenal dalam banyak kasus, seperti yang terlihat dalam dokumenter,
seakan berbeda dari “dunia
nyata”,
meskipun dalam kenyataannya rekaman
itu
berasal dari “dunia
nyata/realitas”.
Penelitian
ini menggunakan pendekatan film
kognitif
untuk
mengamati
sejauh
mana
Faksi
beroperasi
sebagai
media
kritik
yang
secara
estetis merangkai dokumenter tersebut. Struktur
mental digunakan untuk
menjelaskan
Faksi
melalui petunjuk filmis hingga diperoleh
kesimpulan tentang kritik
yang ingin disampaikan melalui dokumenter.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7300]