Pengembangan Buku Siswa Dengan Fitur Augmented Reality pada Bab Substansi Genetik Kelas XII IPA SMA dan yang sederajat
Abstract
Pentingnya ilmu genetika dalam kehidupan manusia mengharuskan siswa
untuk dapat mempelajari ilmu genetika dengan baik. Kemajuan dalam masyarakat
seperti dalam proses forensik, kesehatan, pertanian, dan konservasi menjadikan
genetika sebagai disiplin ilmu yang perlu diketahui. Namun berkebalikan dari hal
tersebut, banyak siswa hingga saat ini masih beranggapan bahwa pembelajaran
genetika di dalam kelas sangat sulit. Telah banyak penelitian yang membahas
mengenai kesulitan dalam mempelajari ilmu genetika. Hampir 30 tahun para
peneliti meneliti kesulitan dalam mempelajari ilmu genetika. Kebanyakan
mengatakan bahwa kesulitan yang dialami karena konsep genetika dianggap terlalu
abstrak, detailnya terlalu rumit, dan bahannya tidak dapat dilihat langsung di alam.
Konsep yang abstrak pada genetika kemudian banyak memberikan pemahaman
yang rumit bagi siswa. Untuk mempermudah dalam pembelajaran ilmu genetika,
diperlukan suatu bahan ajar yang dapat merepresentasikan konsep genetika yang
rumit dan abstrak. Salah satunya dengan mengembangkan buku siswa sesuai
dengan karakteristik siswa generasi Z dan karakter pembelajaran genetika
khususnya pada bab substansi genetik kelas 12 SMA. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan buku siswa dengan fitur Augmented Reality. Metode
penelitian ini menggunakan metode R&D (Research and Development).
Pengembangan buku dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang. Uji coba produk dilaksanakan di dua sekolah yaitu
SMA Muhammadiyah 3 Jember dan MAN 1 Jember. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Desember 2017 hingga Agustus 2018.
Pengembangan buku dilakukan dengan penambahan aplikasi Augmented
Reality yaitu suatu aplikasi yang mengombinasikan dunia virtual yang terdapat
pada komputer dengan dunia nyata. Sehingga materi abstrak dapat divisualisasikan
dengan lebih nyata untuk membantu pemahaman siswa. Pengembangan buku
dilakukan menggunakan model pengembangan 4D (define, design, develop, dan
disseminate) oleh Thiagarajan (1974). Terdapat beberapa uji untuk menentukan
kualitas buku yang dikembangkan yaitu uji validitas oleh para ahli, uji respon siswa
(keterbacaan dan kepraktisan) dan uji efektivitas. Hasil dari pengembangan buku
menunjukkan bahwa kualitas buku tergolong baik dengan nilai validitas oleh para
ahli yakni 89,92%, keterbacaan sebesar 86,48%, kepraktisan sebesar 85,71%, dan
nilai N-Gain dari dua sekolah sebesar 0,802 dan 0,705 dengan kategori tinggi.