Show simple item record

dc.contributor.advisorSUNARDI
dc.contributor.advisorYULIATI, Nanik
dc.contributor.authorMARGARETHA, Puspita Maya
dc.date.accessioned2019-04-25T03:01:24Z
dc.date.available2019-04-25T03:01:24Z
dc.date.issued2019-04-25
dc.identifier.nimNIM160220101038
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90651
dc.description.abstractBerdasarkan hasil skor siswa pada TIMSS 2011, siswa masih berada pada tingkat bawah. Hal ini menjadi permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya. Untuk mengetahui keberadaan level geometri, siswa diberikan lembar tes geometri van Hiele yang terdiri atas 25 soal pilihan ganda. Pelevelan dilakukan bertingkat. Siswa harus melampaui 5 soal pertama untuk mendapat level 0, dengan paling sedikit siswa harus mampu menjawab 3 soal benar untuk 5 soal pertama. 5 soal selanjutnya dapat dikatakan terlampaui jika 5 soal sebelumnya telah mampu. Pelevelan geometri van Hiele terdiri atas 5 level. Level 0 yakni visualisasi, level 1 analisis, level 2 deduksi informal, level 3 deduksi, dan level 4 adalah rigor. Peneliti juga menyusun lembar soal penalaran geometri dengan 7 indikator. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil penalaran geometri siswa SMAN 1 Situbondo ditinjau dari teori van Hiele. Penelitian ini menganalisis Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan metode wawancara. Hasil validasi semua instrumen diperoleh bahwa Va , dan termasuk kriteria valid dengan beberapa saran revisi sehingga dapat digunakan penelitian. Tes kemampuan geometri diberikan kepada 72 siswa kelas XI SMAN 1 Situbondo yang dianalisis berdasarkan pelevelan pada teori van Hiele. Siswa yang diberikan tes geometri tersebut dikelompokkan berdasarkan keberadaan sesuai pada level geometri. Selanjutnya siswa mengerjakan tes penalaran geometri. Hasil pekerjaan tes penalaran geometri tersebut dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan keberadaan level geometri siswa. Untuk menguatkan data penelitian, diambil 2 subjek pada masing-masing level geometri untuk diwawancara. Hasil keseluruhan data yang diperoleh dilakukan reduksi dan penyajian data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah profil kemampuan penalaran geometri subjek pada level 0 (visual) cenderung tidak baik dengan hasil pencapaian indikator penalaran geometri hanya menonjol pada indikator ketiga yakni membuat urutan penalaran, namun lemah pada indikator mengajukan dugaan dan indikator menelaah penyajian yang berhubungan dengan bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Profil kemampuan penalaran geometri subjek pada level 1 (analisis) cenderung meningkat dari subjek yang berlevel 0 yakni subjek menonjol pada membuat urutan penalaran, indikator mengajukan dugaan dan indikator menelaah penyajian yang berhubungan dengan bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Profil kemampuan penalaran geometri subjek pada level 2 (deduksi informal) cenderung meningkat dari subjek berlevel 1 yakni subjek menonjol di semua indikator penalaran geometri namun lemah pada indikator membuat pola secara umum dari langkah sebelumnya. Profil kemampuan penalaran geometri subjek pada level 3 (deduksi) cenderung sangat baik dengan melampaui semua indikator penalaran geometri. Profil kemampuan penalaran geometri berjalan naik seiring dengan semakin tingginya subjek pada level geometri van Hiele. Tidak ditemukan siswa berlevel 4 (rigor ) dalam penelitian ini. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan tes penalaran geometri untuk mendapatkan hasil deskripsi kemampuan penalaran geometri yang lebih akurat. Diharapkan juga ada penelitian lanjutan yang meneliti kemampuan penalaran geometri siswa yang ditinjau dari sudut pandang lain.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries160220101038;
dc.subjectGeometrien_US
dc.subjectVan Hieleen_US
dc.titleProfil Kemampuan Penalaran Geometri Siswa Ditinjau Dari Teori Van Hieleen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record