Profil Kemampuan Penalaran Geometri Siswa Ditinjau Dari Teori Van Hiele
Abstract
Berdasarkan hasil skor siswa
pada TIMSS 2011, siswa masih berada pada tingkat bawah. Hal ini menjadi
permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya. Untuk mengetahui keberadaan
level geometri, siswa diberikan lembar tes geometri van Hiele yang terdiri atas 25
soal pilihan ganda. Pelevelan dilakukan bertingkat. Siswa harus melampaui 5 soal
pertama untuk mendapat level 0, dengan paling sedikit siswa harus mampu
menjawab 3 soal benar untuk 5 soal pertama. 5 soal selanjutnya dapat dikatakan
terlampaui jika 5 soal sebelumnya telah mampu. Pelevelan geometri van Hiele
terdiri atas 5 level. Level 0 yakni visualisasi, level 1 analisis, level 2 deduksi
informal, level 3 deduksi, dan level 4 adalah rigor. Peneliti juga menyusun lembar
soal penalaran geometri dengan 7 indikator. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana profil penalaran geometri siswa SMAN 1 Situbondo ditinjau
dari teori van Hiele. Penelitian ini menganalisis Metode pengumpulan data
menggunakan metode tes dan metode wawancara. Hasil validasi semua instrumen
diperoleh bahwa Va , dan termasuk kriteria valid dengan beberapa saran revisi
sehingga dapat digunakan penelitian.
Tes kemampuan geometri diberikan kepada 72 siswa kelas XI SMAN 1
Situbondo yang dianalisis berdasarkan pelevelan pada teori van Hiele. Siswa yang
diberikan tes geometri tersebut dikelompokkan berdasarkan keberadaan sesuai
pada level geometri. Selanjutnya siswa mengerjakan tes penalaran geometri. Hasil
pekerjaan tes penalaran geometri tersebut dianalisis dan dideskripsikan
berdasarkan keberadaan level geometri siswa. Untuk menguatkan data penelitian,
diambil 2 subjek pada masing-masing level geometri untuk diwawancara. Hasil
keseluruhan data yang diperoleh dilakukan reduksi dan penyajian data.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah profil kemampuan penalaran geometri
subjek pada level 0 (visual) cenderung tidak baik dengan hasil pencapaian
indikator penalaran geometri hanya menonjol pada indikator ketiga yakni
membuat urutan penalaran, namun lemah pada indikator mengajukan dugaan dan
indikator menelaah penyajian yang berhubungan dengan bidang, pola, pengukuran
dan pemetaan. Profil kemampuan penalaran geometri subjek pada level 1
(analisis) cenderung meningkat dari subjek yang berlevel 0 yakni subjek menonjol
pada membuat urutan penalaran, indikator mengajukan dugaan dan indikator
menelaah penyajian yang berhubungan dengan bidang, pola, pengukuran dan
pemetaan. Profil kemampuan penalaran geometri subjek pada level 2 (deduksi
informal) cenderung meningkat dari subjek berlevel 1 yakni subjek menonjol di
semua indikator penalaran geometri namun lemah pada indikator membuat pola
secara umum dari langkah sebelumnya. Profil kemampuan penalaran geometri
subjek pada level 3 (deduksi) cenderung sangat baik dengan melampaui semua
indikator penalaran geometri. Profil kemampuan penalaran geometri berjalan naik
seiring dengan semakin tingginya subjek pada level geometri van Hiele. Tidak
ditemukan siswa berlevel 4 (rigor ) dalam penelitian ini.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan tes penalaran geometri
untuk mendapatkan hasil deskripsi kemampuan penalaran geometri yang lebih
akurat. Diharapkan juga ada penelitian lanjutan yang meneliti kemampuan
penalaran geometri siswa yang ditinjau dari sudut pandang lain.