Mitos Dalam Tari Pitik-Pitikan Panji Laras Pada Kesenian Jaranan Campursari “Tunggal Sidodadi” Banyuwangi
Abstract
Suku Osing merupakan suku di Kabupaten Banyuwangi yang terkenal
memiliki banyak kebudayaan dan kesenian, salah satunya adalah Kesenian jaranan
Campursari. Terdapat beberapa sanggar kesenian jaranan campursari, sanggar
kesenian jaranan campursari yang tertua adalah sanggar kesenian jaranan
campursari “Tunggal Sidodadi”. Dalam pertunjukannya kesenian jaranan
campursari “Tunggal Sidodadi” menyuguhkan macam-macam tarian, antara lain
tari Pitik-pitikan Panji Laras. Pada tarian tersebut terkandung cerita mitos yang
tidak banyak diketahui masyarakat, tari Pitik-pitikan Panji Laras bukan hanya
sebuah hiburan dan tontonan, melainkan sebuah tarian yang mengajarkan sebuah
tuntunan kehidupan di balik cerita dalam tarian dan gerakan tariannya.
Fokus masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
narasi mitos dalam tari Pitik-pitikan Panji Laras, nilai-nilai budaya dalam tari Pitikpitikan
Panji Laras, fungsi mitos dalam tari Pitik-pitikan Panji Laras, dan
pemanfaatan mitos Tari Pitik-pitikan Panji Laras sebagai alternatif materi
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA kelas X.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan
pendekatan etnografis. Penelitian ini dilakukan di sanggar kesenian jaranan
campursari “Tunggal Sidodadi” dan kesenian Barong Tresno Budoyo Kemiren
Banyuwangi. Sumber data dari penelitian ini adalah informan yang mengetahui
seluk beluk cerita tentang tari Pitik-pitikan Panji Laras. Data dari penelitian ini
yaitu informasi berupa penjelasan, gambar, maupun rekaman dari narasumber. Data
dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya
analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, melakukan
langkah analisis data, dan menarik kesimpulan serta memverivikasi temuan.
Hasil penelitian ini dibagi menjadi empat sub bab. Pertama, mitos dalam tari Pitikpitikan
Panji Laras pada Kesenian jaranan Campursari “Tunggal Sidodadi”
Banyuwangi, yang meliputi tembang, proses ritual, mantra, wujud ayam Panji
Laras, narasi mitos, dan mitologi tari Pitik-pitikan Panji Laras pada Kesenian
jaranan Campursari “Tunggal Sidodadi” Banyuwangi. Kedua, nilai-nilai budaya
dalam mitos tari Pitik-pitikan Panji Laras pada Kesenian jaranan Campursari
“Tunggal Sidodadi” Banyuwangi yang meliputi 1) nilai religiusitas mencakup nilai
ketaatan manusia terhadap sesuatu yang disakralkan(danyang) dan percaya kepada
yang gaib, 2) nilai sosial mencakup nilai gotong royong, musyawarah, dan saling
menghargai, dan 3) nilai kepribadian mencakup nilai tanggung jawab, nilai
keikhlasan, nilai berbudi luhur dan nilai ketulusan.
Ketiga, fungsi mitos dalam tari Pitik-pitikan Panji Laras pada Kesenian
jaranan Campursari “Tunggal Sidodadi” Banyuwangi yang meliputi 1)
menyadarkan manusia tentang sesuatu yang di sakralkan, 2) mitos memberikan
arahan bagi kehidupan, 3) mitos sebagai sumber pengetahuan. 4) sebagai hiburan
untuk masyarakat, dan 5) sebagai sumber rejeki dan mata pencaharian. Keempat,
pemanfaatan mitos dalam tari Pitik-pitikan Panji Laras pada Kesenian jaranan
Campursari “Tunggal Sidodadi” Banyuwangi sebagai alternatif materi
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA kelas X, yang meliputi materi
pembelajaran cerita rakyat, dan langkah-langkah pembelajaran.