Uji Aktivitas Antibakteri Nanoemulsi Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum Sativum L.) dan Nanoemulsinya terhadap Bakteri Porphyromonas gingivalis
Abstract
Penyakit gigi dan mulut banyak diderita masyarakat di Indonesia.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013
menunjukkan prevalensi penderita penyakit gigi di Indonesia meningkat dari
tahun 2008 sebesar 2,5 % menjadi 25,9 %. Kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kebersihan gigi dan mulut, dapat menyebabkan penyakit gigi dan mulut.
Salah satunya adalah penyakit gigi periodontal pada jaringan penyangga dan
karies gigi. Penyakit gigi periodontal disebabkan oleh bakteri Porphyromonas
gingivalis.
Pengembangan pengobatan periodontal masih banyak menggunakan obat
kumur antiseptik. Namun, obat kumur antiseptik memiliki efek samping jika
digunakan pada jangka panjang Oleh karena itu untuk meminimalisir adanya efek
samping tersebut, dapat digunakan bahan alam yaitu minyak atsiri .Minyak atsiri
dapat diformulasi menjadi bentuk nanoemulsi yang ukuran partikelnya lebih kecil
sehingga dapat berpotensi meningkatkan distribusi agen antimikroba. Pada
penelitian ini dilakukan uji antibakteri nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar
terhadap bakteri P.gingivalis dengan menggunakan metode mikrodilusi.
Pada uji antibakteri digunakan 7 seri konsentrasi minyak atsiri biji ketumbar
yaitu 400 μg/mL; 200 μg/mL; 100 μg/mL; 50 μg/mL; 25 μg/mL; 12,5 μg/mL dan
6,25 μg/mL dengan tiga kali replikasi. Uji mikrodilusi digunakan untuk
mengetahui nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dan nanoemulsi minyak atsiri
biji ketumbar. Larutan uji yang telah dimasukkan ke dalam microplate polystyrene
96 wells diinkubasi selama 18-24 jam selanjutnya diukur dengan microplate
reader pada panjang gelombang 595 nm.
Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah gentamisin.
Berdasarkan hasil pengujian nilai IC50 gentamisin sebesar 4,499±1,641 μg/mL.
Nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dan nanoemulsi minyak atsiri biji ketumbar
dalam menghambat pertumbuhan bakteri berturut-turut sebesar 53,293±7,045
μg/mL ; 37,618±3,360 μg/mL. Nilai IC50 minyak atsiri biji ketumbar dan
nanoemulsinya didapatkan nilai dibawah 100 μg/ml yang menunjukkan bahwa
minyak atsiri biji ketumbar berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri
P.gingivalis dan aktivitas antibakterinya lebih baik dalam bentuk nanoemulsinya.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]