Pemanfaatan Serbuk Selulosa Batang Semu Pisang Kepok (Musa Paradisiaca Formatypica) Sebagai Adsorben Kromium (VI) (Studi Pada Limbah Cair Industri Elektroplating Di Kabupaten Jember)
Abstract
Pesatnya pertumbuhan industri yang diimbangi dengan kegiatan usaha
yang semakin meluas menimbulkan dampak negatif salah satu dampak tersebut
adalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri. Jenis
limbah industri yang dapat mencemari lingkungan dengan cepat adalah limbah
cair. Kromium merupakan salah satu logam berat berbahaya dan beracun yang
biasanya digunakan sebagai bahan pelapis pada industri electroplating. Limbah
pada proses electroplating tentu saja mengandung berbagai logam berbahaya
salah satunya adalah kromium valensi (VI) yang dapat menyebabkan kanker pada
saluran pencernaan dan paru-paru. Limbah cair yang mengandung logam berat
akan aman apabila dibuang ke sungai setelah melalui pengolahan. Salah satu cara
pengolahan limbah cair yaitu metode adsorbsi dengan menggunakan bahan yang
mengandung selulosa.
Batang pisang merupakan salah satu bahan yang berpotensi menjadi
absorben karena mengandung selulosa dan merupakan limbah ketika pisang telah
dipanen. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan
eksperimen pemanfaatan serbuk selulosa batang semu pisang kepok sebagai
absorben logam Cr
6+
pada air imbah industri elektroplating. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu True Eksperiment. Serbuk batang pisang diperoleh dengan
mengeringkan dengan oven dan menghaluskan batang pisang menggunakan
cobek. Serbuk batang pisang dimasak dengan NaOH selama 2 jam dan dibleaching
dengan Na Hiploklorit selama 1,5 jam. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kadar Cr (VI) pada limbah cair industri elektroplating.
Variabel bebas adalah kelompok yang diberi perlakuan. Kelompok kontrol (K)
adalah limbah cair yang tidak diberi serbuk selulosa batang pisang. Kelompok
perlakuan pertama (P1)adalah air limbah elektroplating yang diberi penambahan massa serbuk selulosa sebanyak 2 g, kelompok perlakuan kedua (P
) adalah air
limbah elektroplating yang diberi penambahan massa serbuk selulosa sebanyak
7g, kelompok perlakuan ketiga (P
) adalah air limbah elektroplating yang diberi
penambahan massa serbuk selulosa sebanyak 12 g. Serbuk selulosa dimasukkan
ke dalam air limbah sebanyak 500 mL setiap pengulangan. Waktu kontak yang
digunakan adalah 1 jam dan masing-masing perlakuan akan dilakukan
pengulangan sebanyak 6 kali.
3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kelompok memiliki data yang
normal. Namun uji homogenitas menunjukkan bahwa data tidak homogen. Hasil
uji Kruskal-wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar kelompok.
Kelompok perlakuan ketiga (P3) memiliki tingkat penurunan yang paling tinggi
yaitu 54,37%, hal ini menunjukkan bahwa penambahan serbuk selulosa batang
pisang mampu menurunkan Cr (VI) pada limbah cair elektroplating. Kandungan
Cr (VI) yang tinggi pada air limbah industri elektroplating disebabkan karena
pihak industri tidak melakukan pengelolaan sehingga melebihi baku mutu. Oleh
karena itu pemilik industri elektroplating disarankan untuk melakukan
pengelolaan air limbah dengan menggunakan serbuk selulosa batang pisang untuk
menurunkan Cr (VI). Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu menambah massa
serbuk selulosa yang sesuai untuk menurunkan kadar Cr (VI) dibawah Baku Mutu
Air Limbah sebesar 0,1 mg/l. Selain itu perlu dilakukan penelitian jenis-jenis
logam berat lain yang dapat diturunkan dengan menggunakan serbuk selulosa
batang pisang.
.
2
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]