dc.description.abstract | Latar Belakang: Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional (SKRTN) menunjukkan
dalam 10 tahun terakhir angka kematian akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) cenderung
mengalami peningkatan dari 16% pada tahun 1991, melonjak menjadi 26,4% di tahun 2001.
Angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Untuk menekan efek merugikan dari PJK harus
ditemukan cara mencegah timbulnya PJK secara dini, antara lain melalui deteksi dini risiko
terjadinya PJK. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui risiko PJKpada masyarakat diKabupaten Lumajang.Metode: Desain penelitian adalah korelasi.Populasi penelitian adalah
masyarakat Lumajang.Sampel penelitian adalah masyarakat yang mendatangi pemeriksaan
yang diadakan oleh peneliti, berumur 25–64 tahun, dan bersedia menjadi responden
penelitian. Total sampel sebanyak 109 orang.Variabel dependen adalah risiko PJK, variabel
independen adalah faktor usia, merokok, DM, tekanan darah, IMT, aktivitas fisik. Data
dianalisis menggunakan Pearson’s Chi Square dengan taraf signifikansi ≤ 0.05. Hasil: Hasil
penelitian menunjukkan 35.8% berisiko tinggi PJK, 33.9% risiko sedang, dan 30.3% risiko
rendah. Faktor yang berpengaruh terhadap risiko PJK adalah umur (p=0.000), tekanan darah
(p=0.000), kebiasaan merokok (p=0.015), dan aktivitas fisik (p= 0.008). Hasil penelitian juga
menunjukkan tidak terdapat perbedaan besarnya risiko PJK pada berbagai letak geografis
responden (p=0.105). Kesimpulan: Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa umur, tekanan
darah, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik berpengaruh terhadap risiko PJK. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian, responden agar melakukan
tindakan sesuai risiko, yaitu “pertahankan” bagi risiko rendah, “atasi” bagi risiko sedang, dan
“periksa ke dokter” bagi risiko tinggi. Perawat diharapkan memberikan motivasi perubahan
gaya hidup dan melakukan tindak lanjut pada individu yang sudah berisiko. | en_US |