Hubungan Antara Pemberian Aluminium Dengan Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Wistar Jantan
Abstract
Aluminium (Al) merupakan logam yang sangat melimpah di alam, sehingga
manusia sangat berpotensi untuk terpapar aluminium. Aluminium sangat
bermanfaat bagi manusia, tetapi aluminium juga dapat berbahaya bagi tubuh
manusia. Aluminium bersifat bioakumulatif pada jaringan seperti tulang, otak,
hati, dan ginjal. Sumber paparan aluminium pada manusia berasal dari makanan,
air, udara, kosmetik, dan obat-obatan. Rata-rata aluminium masuk ke tubuh
melalui makanan sebesar 1–20 mg per hari. The Food and Agriculture
Organization Expert Committee on Food Additives and Contaminants (2011)
telah menetapkan batas aman konsumsi aluminium sebesar 2 mg/kg berat badan
(BB) per minggu. Paparan aluminium yang melebihi batas aman berbahaya bagi
manusia. Ginjal merupakan organ yang memegang peranan penting untuk
eliminasi aluminium dari dalam tubuh. Akumulasi aluminium di ginjal bersifat
nefrotoksik dan menyebabkan jejas pada ginjal.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu true experimental laboratories secara
in vivo dengan rancangan penelitian randomized posttest only control group
design. Hewan coba yang digunakan yaitu tikus Wistar albino jantan sebanyak 24
ekor yang dibagi dalam empat kelompok secara acak dengan simple random
sampling. Penelitian ini terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok kontrol yang
diberi akuades, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 yang diberi larutan aluminium
klorida (AlCl3) dengan dosis masing-masing 100, 300, dan 500 mg/kg BB.
Perlakuan dilakukan selama 42 hari. Data penelitian diambil melalui pengamatan
gambaran histopatologi menggunakan metode scoring. Gambaran yang diamati
yaitu degenerasi tubulus, nekrosis, tubular casts, dilatasi tubulus, dan akumulasi
sel-sel debris dalam lumen.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]