Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistiyani
dc.contributor.advisorNingtyias, Farida Wahyu
dc.contributor.authorSORAYA, Wira Riris
dc.date.accessioned2019-04-08T06:37:52Z
dc.date.available2019-04-08T06:37:52Z
dc.date.issued2019-04-08
dc.identifier.nimNIM112110101055
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90108
dc.description.abstractLansia merupakan masa akhir dalam rentang kehidupan seseorang dimana secara bertahap telah terjadi penurunan fisik dan psikologis. Lansia cenderung memiliki asam urat tinggi karena penurunan hormon dan beberapa enzim yang berfungsi untuk proses ekskresi asam urat. Dasar gangguan metabolisme asam urat adalah peningkatan metabolisme asam urat sehingga produksi asam urat tinggi, penurunan ekskresi asam urat sehingga asam urat terhambat keluar melalui urin, dan gabungan keduanya. Faktor yang mempengaruhi meningkatnya asam urat selain gangguan metabolisme adalah asupan purin dan status gizi. Purin terdapat pada tiap bahan makanan baik hewani maupun nabati. Konsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi dan sedang serta status gizi lebih dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan asupan purin dan status gizi dengan kadar asam urat pada lansia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian adalah 41 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi square. Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember pada bulan Juli-Agustus 2018. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang meliputi umur, jenis kelamin, asupan purin, dan status gizi serta variabel terikat yaitu kadar asam urat pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan karakteristik lansia yaitu lansia berumur 60-70 tahun sebesar 70,7% dan berjenis kelamin laki-laki sebesar 56,1%. Hasil penelitian distribusi tingkat konsumsi purin yang termasuk kategori tinggi pada lansia sebesar 58,5% dengan tingkat konsumsi purin tertinggi adalah 211,14 mg/hari, tingkat konsumsi purin terendah adalah 136,52 mg/hari, dan rata-rata keseluruhan adalah 167,06 mg/hari. Hasil penelitian distribusi status gizi yang termasuk kategori kurang pada lansia sebesar 39,0%. Hasil penelitian distribusi kadar asam urat yang termasuk kategori tinggi pada lansia sebesar 53,7% dengan kadar asam urat tertinggi adalah 10,5 mg/dl, kadar asam urat terendah adalah 4,0 mg/dl, dan rata-ratanya adalah 6,4 mg/dl. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara asupan purin dengan kadar asam urat pada lansia, tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kadar asam urat pada lansia. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian yaitu bagi Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember yaitu untuk mencegah tingginya kadar asam urat pada lansia diharapkan adanya perencanaan menu sesuai dengan kebutuhan gizi tiap lansia khususnya bagi lansia yang memiliki riwayat kadar asam urat tinggi. Bagi peneliti lain adalah penelitian ini sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih spesifik berkaitan dengan peningkatan kadar asam urat dan faktor lain seperti aktivitas fisik dan tingkat cairan agar kadar asam urat tetap normal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries112110101055;
dc.subjectAsupan Purinen_US
dc.subjectStatus Gizien_US
dc.subjectKadar Asam Uraten_US
dc.subjectLansiaen_US
dc.titleHubungan Asupan Purin dan Status Gizi dengan Kadar Asam Urat pada Lansia (Studi di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record