Hubungan Asupan Purin dan Status Gizi dengan Kadar Asam Urat pada Lansia (Studi di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember)
Abstract
Lansia merupakan masa akhir dalam rentang kehidupan seseorang dimana
secara bertahap telah terjadi penurunan fisik dan psikologis. Lansia cenderung
memiliki asam urat tinggi karena penurunan hormon dan beberapa enzim yang
berfungsi untuk proses ekskresi asam urat. Dasar gangguan metabolisme asam
urat adalah peningkatan metabolisme asam urat sehingga produksi asam urat
tinggi, penurunan ekskresi asam urat sehingga asam urat terhambat keluar melalui
urin, dan gabungan keduanya. Faktor yang mempengaruhi meningkatnya asam
urat selain gangguan metabolisme adalah asupan purin dan status gizi. Purin
terdapat pada tiap bahan makanan baik hewani maupun nabati. Konsumsi
makanan dengan kandungan purin tinggi dan sedang serta status gizi lebih dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan asupan purin dan status
gizi dengan kadar asam urat pada lansia di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan
Sosial Tresna Werdha Jember. Jenis penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian adalah 41 responden.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Data hasil
penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi square. Penelitian ini
dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember pada
bulan Juli-Agustus 2018. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas yang meliputi umur, jenis kelamin, asupan purin, dan status gizi serta
variabel terikat yaitu kadar asam urat pada lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan
karakteristik lansia yaitu lansia berumur 60-70 tahun sebesar 70,7% dan berjenis
kelamin laki-laki sebesar 56,1%. Hasil penelitian distribusi tingkat konsumsi purin yang termasuk kategori tinggi pada lansia sebesar 58,5% dengan tingkat
konsumsi purin tertinggi adalah 211,14 mg/hari, tingkat konsumsi purin terendah
adalah 136,52 mg/hari, dan rata-rata keseluruhan adalah 167,06 mg/hari. Hasil
penelitian distribusi status gizi yang termasuk kategori kurang pada lansia sebesar
39,0%. Hasil penelitian distribusi kadar asam urat yang termasuk kategori tinggi
pada lansia sebesar 53,7% dengan kadar asam urat tertinggi adalah 10,5 mg/dl,
kadar asam urat terendah adalah 4,0 mg/dl, dan rata-ratanya adalah 6,4 mg/dl.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi square
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara asupan purin dengan
kadar asam urat pada lansia, tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dengan kadar asam urat pada lansia.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian yaitu bagi Unit Pelaksana
Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Jember yaitu untuk mencegah tingginya
kadar asam urat pada lansia diharapkan adanya perencanaan menu sesuai dengan
kebutuhan gizi tiap lansia khususnya bagi lansia yang memiliki riwayat kadar
asam urat tinggi. Bagi peneliti lain adalah penelitian ini sebagai acuan untuk
penelitian selanjutnya yang lebih spesifik berkaitan dengan peningkatan kadar
asam urat dan faktor lain seperti aktivitas fisik dan tingkat cairan agar kadar asam
urat tetap normal.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]