Efektivitas Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® terhadap Perubahan Volume Edema Kaki Mencit yang Diinduksi Karagenin
Abstract
Inflamasi merupakan gejala penyakit sering dialami oleh masyarakat. Satusatunya tanda makroskopis inflamasi adalah edema (tumor). Rata-rata angka
kejadian edema di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 32,2%, dengan Jawa
Barat sebagai provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu 41,7%.
Obat antiinflamasi yang sering digunakan masyarakat selama ini adalah
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid). Berdasarkan data, penggunaan OAINS
memiliki beberapa efek samping seperti iritasi permukaan membran mukosa
saluran cerna, ulserasi, perforasi dan perdarahan terbuka pada saluran pencernaan
atas, striktur pada diafragma serta dinding lambung menjadi lebih rentan terhadap
asam lambung. Prevalensi kejadian akibat efek samping OAINS di Indonesia
mencapai 15%- 30%.
Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® merupakan minuman fermentasi
yang terbuat dari cuka apel yang dicampur dengan air gerusan bawang dayak. Cuka
Apel Bawang Dayak Antosianin®
terdiri atas cuka apel yang mengandung quercetin
dan bawang dayak yang mengandung antosianin. Quercetin dapat menghambat
metabolisme asam arakhidonat sehingga menghambat produksi eikosanoid, yang
merupakan mediator inflamasi yang poten. Antosianin menghambat enzim
siklooksigenase-2 sehingga apabila kedua zat ini digabungkan dapat menghambat
edema yang disebabkan oleh inflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental murni dengan desain penelitian pre test dan post test, yang bertujuan
untuk mengetahui efektivitas Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin®
dalam
menghambat kenaikan volume edema yang dilihat dari perubahan volume edema
telapak kaki mencit yang diinduksi karagenin. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan (Mus musculus) yang terbagi
menjadi 5 kelompok yaitu kelompok Kontrol Negatif (K(-)), Kontrol Positif (K(+)),
Kelompok Perlakuan 1 (K(1)), Kelompok Perlakuan 2 (K(2)), Kelompok Perlakuan
3 (K(3)). Kelompok K(-) diberikan NaCMC 1%, Kelompok K(+) diberikan natrium
diklofenak dengan dosis 0,13 mg, dan kelompok perlakuan K(1), K(2), K(3), diberikan
Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin®
dengan konsentrasi 0.069, 0.130, dan 0.230
M secara peroral 30 menit sebelum injeksi 0,05 mL karagenin 1% pada telapak kaki
mencit. Pengukuran volume dilakukan pada sebelum injeksi karagenin, sesaat
setelah injeksi karagenin, satu jam, dua jam, dan tiga jam setelah injeksi karagenin
menggunakan alat pletismometer digital.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]