Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan
Abstract
Kemampuan berpikir kritis adalah suatu sikap mau berpikir secara
mendalam tentang masalah - masalah dan hal – hal yang berada dalam jangkauan
pengalaman setiap pesera didik Maka dari itu pendidik harus mampu
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Maka dari itu dibutuhkan
model pembelajaran yang mampu melatih siswa untuk berpikir secara kritis.
Menurut wawancara yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 9 Jember, model
pembelajaran Discovery Learning yang diterapkan dalam pembelajaran IPA
khususnya biologi masih belum mampu membuat siswa untuk aktif berpikir kritis
dalam pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa, melatih keterampilan memecahkan masalah dan
meningkatkan penguasaan materi pelajaran karena pembelajaran berbasis masalah
diterapkan untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dimana berpikir kritis adalah satu perwujudan dari berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking).
Namun dalam pelaksanaannya model pembelajaran berbasis masalah
masih memiliki kendala yakni tujuannya tidak berhasil pada siswa yang malas,
maka dari itu model pembelajaran ini haruslah dibantu menggunakan media yang
mendukung. Media audio visual dipilih sebagai media yang mendukung model
pembelajaran ini karena Media audio visual merupakan media yang
mengkombinasikan dua kemampuan yakni kemampuan auditif (pendengaran)
dan kemampuan visual (penglihatan). Dengan menggabungkan dua kemampuan
indera dalam proses pembelajaran akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan
berkualitas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah engan media audio visual terhadap kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 9 Jember pada pokok
bahasan pencemaran lingkungan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif bersifat eksperimen
semu (quasy experimental) karena tidak semua variabel luar yang dapat
mempengaruhi penelitian bisa dikendalikan oleh peneliti. Penelitian ini
diaksanakan di SMP Negeri 9 Jember selama 1 bulan. Terdapat kelas ekspereimen
dan kelas kontrol pada penelitian ini. Pada kelas eksperimen diterapkan model
pembelajaran berbasis masalah dan pada kelas kontrol diterapkan model
pembelajaran DiscoveryLearning dengan media gambar.
Data yang diperoleh pada penelitian ini yakni data hasil kemampuan
berpikir kritis siswa. Hasil belajar kognitif siswa, dan hasil belajar afektif siswa.
Hasil rata – rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen lebih tinggi
sebesar 75,35 dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 64,54. Didapatkan
perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan media audio
visual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan
kontrol dengan nilai probabilitas sebesar 0.000. Pada hasil belajar kognitif siswa
selisih antara nilai pre – test dan post- test lebih tinggi pada kelas eksperimen
sebesar 31,50 dibandingkan kelas kontrol sebesar 14,89. model pembelajaran
berbasis masalah berpengaruh secara signifikan pada hasil belajar kognitif siswa
dengan probabilitas sebesar 0,000.
Pada hasil belajar afektif siswa di kelas eksperimen dikatakan lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol karena didapatkan kelima aspek di kelas
eksperimen masuk kedalam kriteria baik dan sangat baik sedangkan pada kelas
kontrol masuk ke dalam kriteria baik dan cukup baik. Didapatkan perbedaan
pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan media audio visual
terhadap hasil belajar afektif kelas eksperimen dan kontrol dengan nilai
probabilitas sebesar 0.001.