Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia Pada An.N dan An.A dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Bronkopneumonia merupakan peradangan yang terjadi pada jaringan paru
melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui
hematogen sampai ke bronkus. Proses peradangan dari proses penyakit
bronkopneumonia mengakibatkan produksi sekret meningkat. Jika produksi sekret
meningkat muncul masalah keperawatan dan salah satu masalah keperawatan
tersebut adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Masalah keperawatan
bersihan jalan nafas jika tidak ditangani secara cepat maka bisa menimbulkan
masalah yang lebih berat saperti pasien akan mengalami sesak yang hebat bahkan
bisa menimbulkan kematian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif. Jenis rancangan penelitian deskriptif yang digunakan yaitu laporan
kasus. Penelitian ini mengeksplorasi asuhan keperawatan pada dua anak yang
mengalami bronkopneumonia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas. Data yang dikumpulkan dengan cara melakukan pengkajian ,
analisa data, diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Hasil pengkajian pada kedua klien didapatkan kedua klien berusia dibawah
12 bulan. Kedua klien mengalami sesak dan batuk grok-grok, sedangkan klien
kedua disertai pilek dan muntah. Berdasarkan keluhan yang dialami kedua klien
didapatkan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Intervensi
keperawatan yang digunakan sesuai dengan teori. Implementasi keperawatan yang
dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan yang telah dibuat yaitu
manajemen jalan nafas, monitor pernafasan, administrasi (pemberian) obat
inhalasi dan terapi intravena. Masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas pada kedua klien yang mengalamai bronkopneumonia selama 6 hari kedua
klien telah memenuhi 3 kriteria hasil dari 6 kriteria hasil, 3 kriteria tersebut adalah
tidak ada batuk, tidak ada otot bantu pernafasan dan mampu mengeluarkan sekret.
Disarankan bagi tenaga kesehatan untuk terus melakukan dan
meningkatkan intervensi keperawatan, serta memberikan penyuluhan kepada
keluarga mengenai bronkopneumonia sehingga keluarga dapat kooperatif terhadap
terapi yang diberikan sehingga angka kejadian bronkopneumonia dapat berkurang
dan tidak terjadi bronkopneumonia yang berulang.