dc.description.abstract | Bondowoso adalah sebuah wilayah yang unik dan menarik
untuk dikaji, aset alam dan sumberdaya manusianya mempunyai
karakteristik yang unik. Kolaborasi antar etnik yang ada di dalamnya,
melahirkan perpaduan budaya yang harmoni. Hidup berdampingan
atas support dan proteksi penguasa Bondowoso. Berawal dari era
Bupati pertama Bondowoso Raden Bagoes Assra sampai era masuknya
para partikelir pada masa kolonial. Penelitian ini dibedah dengan
menggunakan Teori Challenge and Response karya Arnold Joseph
Toynbee dan diformulasikan dengan Metode Sejarah. Arnold Joseph
Toynbee berpendapat bahwa budaya bisa muncul karena tantangan
dan respon antara manusia dan alam sekitarnya. Pertumbuhan dan
perkembangan suatu kejadian dikembangkan oleh sebagian kecil
dari pihak pihak kebudayaan itu. Metode Sejarah digunakan untuk
menggambarkan dukungan dari penguasa terhadap munculnya budaya
dalam masyarakatnya. Penelitian ini didasarkan atas dua kelompok
data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari
manuskrip yang sezaman, sedangkan data sekunder dikumpulkan
dari berbagai tempat dan meliputi karya-karya terpublikasi,
hasil penelitian, dan laporan-laporan pemerintah terkait dengan
permasalahan yang diteliti. Populasi yang dijadikan fokus adalah
masyarakat Kabupaten Bondowoso. Hasil penelitian ini memberikan
informasi bahwa migrasi orang-orang Madura dan Jawa ke wilayah
Bondowoso untuk mendapatkan pekerjaan, serta banyaknya etnis
Cina yang menguasai perekonomian dan pemerintahan melahirkan
budaya budaya yang saling melengkapi. Munculnya budaya kerapan
sapi, aduan sapi dan budaya Jawa serta hidupnya budaya Cina terus dipelihara dan diproteksi para penguasanya. Intensitas hiburan
tersebut disuguhkan baik oleh Bupati Bondowoso Raden Bagoes Assra
maupun pada era berikutnya yaitu para partikelir Belanda maupun
Inggris yang menyewa lahan lahan di Bondowoso. | en_US |