Analisis Efektivitas Laboratorium Fisika dalam Pembelajaran Fisika SMA dan Kesesuaiannya dengan Kurikulum 2013
Abstract
Pendidikan merupakan kebutuhan wajib bagi setiap masyarakat. Salah satu
lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan tidak lain adalah sekolah. Sekolah
mempunyai tujuan utama sebagaimana yang tertulis dalam Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (2012). Agar tujuan pendidikan nasional bisa tercapai
maka diperlukan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
Kurikulum merupakan rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum di Indonesia yang saat ini
digunakan adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menekankan pada proses
pembelajaran secara praktik yaitu mencakup kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Implementasi kurikulum 2013 tersebut
sejalan dengan hakikat pembelajaran fisika dimana dalam proses pembelajarannya
menekankan pada kegiatan praktik.
Kegiatan praktik di sekolah khususnya pada mata pelajaran fisika dapat
dilakukan di laboratorium. Penggunaan laboratorium merupakan bagian dari proses
pembelajaran. Laboratorium sekolah merupakan kelengkapan fasilitas yang tidak
boleh terabaikan di dalam bidang pendidikan. Laboratorium menjadi sarana dan
prasarana dalam kegiatan pembelajaran hal ini sesuai dengan yang disebutkan
dalam kompetensi dasar Kurikulum 2013. Penelitian yang telah dilakukan Katili
dkk (2016) mengenai efektivitas laboratorium fisika didapatkan hasil efektivitas
laboratorium SMA Negeri di Kabupaten Jembrana masih dikategorikan belum
efektif berdasarkan data hasil sarana & prasarana laboratorium fisika pada SMA
Negeri di Kabupaten Jembrana belum memenuhi standar.
Efektivitas penggunaan laboratorium dalam pembelajaran dipengaruhi oleh
3 faktor, yaitu ketersediaan sarana & prasarana di dalam laboratorium, penggunaan laboratorium dalam proses pembelajaran dan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam
kegiatan praktikum di laboratorium. Penelitian mengenai efektivitas laboratorium
fisika dalam pembelajaran fisika SMA belum pernah dilakukan di Tulungagung.
Menginat pentingnya laboratorium dalam proses pembelajaran sesuai dengan
Kurikulum 2013 maka penelitian ini perlu untuk dikaji.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survey. Penelitian ini menggunakan responden dengan jumlah 331 yang terdiri dari
12 guru mata pelajaran fisika dan 319 siswa kelas X IPA dan XI IPA. Data primer
yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil angket mengenai penggunaan
laboratorium fisika sesuai materi pokok fisika dalam Kurikulum 2013. Sedangkan
data sekunder pada penelitian ini adalah hasil observasi mengenai ketersediaan alat
yang digunakan praktikum di laboratorium sesuai dengan materi pokok fisika di
Kurikulum 2013.
Berdasarkan hasil analisis data efektivitas laboratorium fisika dalam
pembelajaran fisika sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut,
untuk materi kelas X SMA nilai persentase rata-rata tertinggi sebesar 61% dengan
kategori efektif dan nilai persentase rata-rata terendah sebesar 29% dengan kategori
kurang efektif. Nilai efektivitas laboratorium fisika dalam pembelajaran fisika
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 materi kelas XI tertinggi sebesar 62%
dengan kategori efektif dan nilai efektivitas terendah sebesar 29% dengan kategori
kurang efektif. Nilai efektivitas laboratorium fisika dalam pembelajaran fisika
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 materi kelas XII tertinggi sebesar 75%
yang termasuk kategori efektif dan nilai persentase efektivitas terendah sebesar
30% yang termasuk kategori kurang efektif. Secara keseluruhan nilai persentase
efektivitas laboratorium fisika dalam pembelajaran fisika SMA sesuai Kurikulum
2013 di Kabupaten Tulungagung sebesar 47% yang mana dengan hasil tersebut
termasuk dalam kategori cukup efektif. Berdasarkan uraian diatas dapat
menunjukkan bahwa efektivitas laboratorium fisika dalam pembelajaran fisika
sesuai tuntutan Kurikulum 2013 SMA di Kabupaten Tulungagung termasuk
kategori cukup efektif yaitu dengan nilai persentase efektivitas sebesar 47%.