dc.description.abstract | Kesimpulan yang dapat diambil dari garis besar penelitian ini adalah
penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mempunyai sifat
dualisme pendidikan. Selain sifat dualisme, pendidikan yang diterapkan oleh
pemerintah juga bersifat gradualisme, konkordansi, kontrol sentral yang kuat,
keterbatasan tujua, serta tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis.
Sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda yaitu
pendidikan rendah (lager onderwijs), pendidikan menengah, pendidikan kejuruan
(vakonderwijs), dan pendidikan tinggi (hooger onderwijs). Pendidikan rendah yang
dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda berdampak pada kehidupan sosial
budaya, ekonomi masyarakat pribumi, bahkan politik. Oleh sebab itulah pemuda
Indonesia berupaya untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada dengan
mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat nasionalis.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dikemukakan penulis yaitu: (1) bagi
calon pendidik sejarah dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang mengkaji secara
mendalam tentang pendidikan di Jawa pada masa Pergerakan Nasional tahun 1908-
1928; (2) bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi baru
bagi yang ingin melakukan penelitian mengenai pendidikan di Jawa pada masa
Pergerakan Nasional tahun 1908-1928; serta (3) bagi masyarakat luas khususnya
pemerintah, semoga tulisan ini menjadi pembelajaran bahwa pendidikan yang terjadi
pada masa Pergerakan Nasional menjadi tonggak dalam memperbaiki pendidikan saat
ini, sehingga tidak terjadi lagi dualisme pendidikan seperti pada masa Pergerakan
Nasional. | en_US |