Show simple item record

dc.contributor.advisorISTIQOMAH, Indriana Noor
dc.contributor.authorMUKLASIA, Ega
dc.date.accessioned2018-11-21T06:05:13Z
dc.date.available2018-11-21T06:05:13Z
dc.date.issued2018-11-21
dc.identifier.nim152303101065
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88291
dc.description.abstractKejadian stroke di Indonesia meningkat sebesar 8,3% dari tahun 2007, menjadi 12,1% di tahun 2013, sedangkan prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Stroke terjadi ketika aliran darah pada lokasi tertentu di otak terganggu sehingga suplai oksigen juga terganggu (Tarwoto, 2013) dan menyebabkan kematian jaringan pada otak (Septiyani, 2016). Lokasi pada daerah yang kekurangan oksigen menjadi rusak dan menimbulkan gejala defisit neurologis. Gangguan motorik yang sering terjadi dapat berupa hemiplegi atau hemiparesis, yaitu sebesar 88%. Hemiplegi atau hemiparese mempengaruhi seluruh aktivitas penderita. Hal ini dapat menurunkan kemampuan aktifitas fungsional individu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti perawatan diri, sehingga muncul masalah keperawatan defisit perawatan diri. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah tersebut adalah tindakan terapi fisik atau fisioterapi seperti ROM. Metode yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini adalah metode laporan kasus. Pengumpulan data dilakukan terhadap dua orang pasien Stroke Iskemik yang memenuhi kriteria partisipan, dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan kepada partisipan yang mengalami defisit perawatan diri adalah bantuan perawatan diri dan ditunjang dengan tindakan mandiri keperawatan yaitu terapi fisik (ROM). Hasil yang didapatkan oleh penulis setelah melakukan bantuan perawatan diri yang ditunjang dengan tindakan keperawatan mandiri terapi fisik (ROM) adalah kekuatan otot ektremitas pasien meningkat pada hari ketiga, pasien mampu dalam melakukan aktifitas fungsional seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi meskipun hanya sebagian aktifitas yang tercapai. Terlepas dari hal tersebut tindakan bantuan perawatan diri dan terapi fisik (ROM) terbukti dapat meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional pasien dengan masalah defisit perawatan diri. Dari hasil tersebut, diharapkan tindakan terapi fisik (ROM) dapat diterapkan sebagai intervensi keperawatan pada masalah defisit perawatan diri. Tindakan terapi fisik (ROM) akan menunjukkan hasil lebih optimal ketika dilakukan setiap hari selama 20-30 menit. Oleh karena itu, kepada peneliti lebih lanjut diharapkan memperhatikan hal tersebut pada penelitian selanjutnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKeperawatanen_US
dc.subjectPerawatan Dirien_US
dc.subjectPasien Stroke Iskemiken_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Pasien Stroke Iskemik Pada Ny. K dan Tn. N Dengan Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record