Show simple item record

dc.contributor.advisorTRIONO, Agus
dc.contributor.advisorJUNUS, Salahudin
dc.contributor.authorANAM, Khoirul
dc.date.accessioned2018-11-21T01:59:02Z
dc.date.available2018-11-21T01:59:02Z
dc.date.issued2018-11-21
dc.identifier.nimNIM121910101090
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88247
dc.description.abstractSecara umum kampas rem terbuat dari bahan asbes tetapi ada juga yang menggunakan bahan non-asbes. Kampas rem yang berbahan asbes sangat membahayakan kesehatan manusia karena dapat mengganggu pencernaan dan banyak negara negara maju telah menghentikan produksi bahan gesek asbes, karena bahan asbes dapat menyebabkan penyakit kanker pada paru-paru (sutikno,2008). Pada bahan gesek semi logam, penambahan kandungan logam yang bertujuan meningkatkan koefisien gesek seringkali menyebabkan kerusakan pada tromol kendaraan. Kampas rem yang terbuat dari asbes maupun semi logam kurang ramah lingkungan. Bahan kampas rem yang terbuat dari non-asbes yang hanya memanfaatkan serat-serat alam yang memiliki karakteristik yang baik dan harga yang relatif murah dan ramah lingkungan masih perlu dikembangkan. Bahan komposit sebenarnya banyak sekali terdapat di alam, karena bahan komposit bisa terdiri dari organik dan anorganik seperti bambu, kayu, daun, dan sebagainya. Secara tidak sadar sebenarnya kita telah mengenal berbagai jenis komposit. Seseorang memperkuat tanah liat dengan jerami, merupakan komposit yang sudah lama dikenal (Junus, 2011). Serbuk gergaji kayu glugu sangat mudah didapatkan seiring dengan banyaknya kebutuhan kayu glugu sebagai bahan bangunan rumah hunian. Dengan banyaknya permintaan kayu glugu maka banyak pula berdiri perusahaan dan UKM penggergajian kayu. Limbah serbuk gergaji yang dihasilkan pun semakin bertambah. Serbuk gergaji tersebut belum atau tidak dimanfaatkan dan biasanya hanya dipakai sebagai kayu bakar (I Gusti, 2010). Dari hasil penelitian selama bulan september-November, diketahui bahwa semakin lama waktu pengausan, maka semakin rendah nilai keausan kampas rem. Hal ini disebabkan karena terjadi pemadatan material yg diakibatkan oleh tekanan yang diberikan pada material semakin lama. Sehingga, nilai uji keausan yang paling rendah yaitu pada waktu 900 detik. Nilai keausan terendah yaitu pada kampas rem dengan fraksi massa arang 45% dalam waktu 900 detik sebesar 1,05 x 10-7 gram/detik.mm2, sedangkan nilai keausan tertinggi yaitu pada kampas rem dengan fraksi massa arang 65% dalam waktu 300 detik sebesar 2,83 x 10-7 gram/detik.mm2. Hal menunjukkan bahwa semakin banyak fraksi massa serbuk arang kayu glugu, maka semakin tinggi nilai keausan kampas rem. Hal ini disebabkan karena matrik epoxy sudah tidak dapat mengikat partikel dengan baik terhadap gaya rekat. Nilai pengujian koefisien gesek dengan variasi fraksi massa (20%) Al, (45%, 55%, 65%) serbuk arang kayu glugu, (35%, 25%, 15%) resin epoksi. Dari hasil pengujian koefisien gesek semakin banyak fraksi massa serbuk arang kayu glugu semakin tinggi nilai koefisien geseknya. Nilai koefisien gesek tertinggi pada fraksi volume 65% arang sebesar 0,170. Dan nilai koefisien gesek terendah pada fraksi volume 45% dengan perlakuan sintering sebesar 0,166. Sedangkan kampas rem asbestos diperoleh nilai koefisien gesek sebesar 0,233.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121910101090;
dc.subjectKAMPAS REMen_US
dc.subjectKARAKTERISTIK MEKANIKen_US
dc.titlePENGEMBANGAN KAMPAS REM BERBAHAN KOMPOSIT SERBUK ARANG KAYU GLUGU TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK (KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record