PENGEMBANGAN KAMPAS REM BERBAHAN KOMPOSIT SERBUK ARANG KAYU GLUGU TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK (KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK)
Abstract
Secara umum kampas rem terbuat dari bahan asbes tetapi ada juga yang menggunakan bahan non-asbes. Kampas rem yang berbahan asbes sangat membahayakan kesehatan manusia karena dapat mengganggu pencernaan dan banyak negara negara maju telah menghentikan produksi bahan gesek asbes, karena bahan asbes dapat menyebabkan penyakit kanker pada paru-paru (sutikno,2008).
Pada bahan gesek semi logam, penambahan kandungan logam yang bertujuan meningkatkan koefisien gesek seringkali menyebabkan kerusakan pada tromol kendaraan. Kampas rem yang terbuat dari asbes maupun semi logam
kurang ramah lingkungan. Bahan kampas rem yang terbuat dari non-asbes yang
hanya memanfaatkan serat-serat alam yang memiliki karakteristik yang baik dan
harga yang relatif murah dan ramah lingkungan masih perlu dikembangkan.
Bahan komposit sebenarnya banyak sekali terdapat di alam, karena bahan
komposit bisa terdiri dari organik dan anorganik seperti bambu, kayu, daun, dan
sebagainya. Secara tidak sadar sebenarnya kita telah mengenal berbagai jenis
komposit. Seseorang memperkuat tanah liat dengan jerami, merupakan komposit
yang sudah lama dikenal (Junus, 2011).
Serbuk gergaji kayu glugu sangat mudah didapatkan seiring dengan
banyaknya kebutuhan kayu glugu sebagai bahan bangunan rumah hunian. Dengan
banyaknya permintaan kayu glugu maka banyak pula berdiri perusahaan dan
UKM penggergajian kayu. Limbah serbuk gergaji yang dihasilkan pun semakin
bertambah. Serbuk gergaji tersebut belum atau tidak dimanfaatkan dan biasanya
hanya dipakai sebagai kayu bakar (I Gusti, 2010).
Dari hasil penelitian selama bulan september-November, diketahui bahwa
semakin lama waktu pengausan, maka semakin rendah nilai keausan kampas rem.
Hal ini disebabkan karena terjadi pemadatan material yg diakibatkan oleh tekanan
yang diberikan pada material semakin lama. Sehingga, nilai uji keausan yang
paling rendah yaitu pada waktu 900 detik. Nilai keausan terendah yaitu pada
kampas rem dengan fraksi massa arang 45% dalam waktu 900 detik sebesar 1,05
x 10-7 gram/detik.mm2, sedangkan nilai keausan tertinggi yaitu pada kampas rem
dengan fraksi massa arang 65% dalam waktu 300 detik sebesar 2,83 x 10-7
gram/detik.mm2. Hal menunjukkan bahwa semakin banyak fraksi massa serbuk
arang kayu glugu, maka semakin tinggi nilai keausan kampas rem. Hal ini
disebabkan karena matrik epoxy sudah tidak dapat mengikat partikel dengan baik
terhadap gaya rekat.
Nilai pengujian koefisien gesek dengan variasi fraksi massa (20%) Al,
(45%, 55%, 65%) serbuk arang kayu glugu, (35%, 25%, 15%) resin epoksi. Dari
hasil pengujian koefisien gesek semakin banyak fraksi massa serbuk arang kayu
glugu semakin tinggi nilai koefisien geseknya. Nilai koefisien gesek tertinggi
pada fraksi volume 65% arang sebesar 0,170. Dan nilai koefisien gesek terendah
pada fraksi volume 45% dengan perlakuan sintering sebesar 0,166. Sedangkan
kampas rem asbestos diperoleh nilai koefisien gesek sebesar 0,233.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]