PENGARUH PERASAN BAWANG MERAH (Allium cepa L. var. ascalonicum) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH MENCIT (Mus musculus) strain BALB-C
Abstract
Gula di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi gerak,
sumber energi spesifik bagi sel otak dan jaringan saraf. Gula darah dalam jumlah
berlebih akan menimbulkan masalah bagi tubuh, salah satu masalah yang ditimbulkan
akibat kadar gula darah berlebih adalah penyakit diabetes mellitus. Obat antidiabetes
oral kebanyakan memberikan efek samping yang tidak diinginkan antara lain
komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf, hati,
mata dan ginjal akibat efek samping dari obat-obatan oral yang dikonsumsi, maka
para ahli mengembangkan system pengobatan tradisional untuk diabetes mellitus
yang relatif aman (Agoes, 1991). Secara tradisional bawang merah digunakan sebagai
obat tradisional untuk berbagai penyakit. Bawang merah kaya akan zat flavonoid
yang berfungsi sebagai anti radang, antinoksidan, anti bakteri juga dapat menurunkan
kadar lemak darah (hipolipidemik) selain itu flavonoid dan zat alil propil disulfida
bersifat hipoglikemik yaitu menurunkan kadar gula dalam darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perasan bawang merah
terhadap penurunan kadar gula darah mencit strain Balb-C dan untuk mengetahui
volume perasan bawang merah paling optimum yang dapat menurunkan kadar gula
darah mencit strain Balb-C yang telah diabetes.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories dengan
mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dilakukan di
Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember untuk
perlakuan dan Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Jember untuk uji
KLT perasan bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 Desember 2010
sampai 14 Januari 2011.Variabel bebas pada penelitian ini adalah berbagai volume perasan bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum) yang diinduksikan pada
mencit (Mus musculus). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar gula darah
mencit (Mus musculus). Jumlah sampel hewan coba yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mencit (Mus musculus) strain Balb-C sebanyak 15 ekor yang di induksi
aloksan hingga diabetes. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan dan dua kontrol.
Perlakuan berupa pemberian perasan bawang merah secara per oral pada hewan coba
mencit dengan masing-masing dosis pemberian yang berbeda yaitu, P1 (0,1 mL/hari),
P2 (0,3 mL/hari), dan P3 (0,5 mL/hari). Sedangkan untuk kontrol terdiri dari K+
(suspensi Glibenklamid 0,45 mg/kg bb dalam CMC Na 1%) dan K- (pemberian
aquades).
Hewan coba diaklimasi selama 7 hari kemudian di induksi aloksan dan ditunggu
hingga 1 minggu. Kemudian setelah diabetes di beri perlakuan pengobatan selama 15
hari hingga kadar gula darah mencit normal. Tahap terakhir yaitu tahap pengobatan
dengan menggunakan perasan bawang merah dan suspensi Glibenklamid dosis 0,45
mg/kg bb. Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata pengukuran kadar gula darah
pada hari ke-30, terlihat kadar gula darah untuk P2, P3 dan K+ mangalami penurunan
dibandingkan dengan tahap diabetes. Tetapi berbeda dengan P1 dan K- terlihat
kadar gula darahnya mengalami sedikit peningkatan. Pengukuran kadar gula darah
pada hari ke-39 terlihat pada semua perlakuan mengalami penurunan.
Perasan bawang merah memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar gula darah
mencit (Mus musculus L.) BALB-C, dalam 15 hari pengobatan kadar gula darah
mencit mengalami penurunan pada masing-masing kelompok perlakuan yaitu rata-
rata persentase penurunan kadar gula darah akhir secara berturut-turut pada kelompok
P1 (0,1 mL/hari), P2 (0,3 mL/hari) dan P3 (0,5 mL/hari) adalah P1 (32 % ± 18.855),
P2 (26 %± 19.664) dan P3 (54 % ± 20,447), dalam 15 hari P1 (0,1 mL/hari) tidak
berbeda nyata dengan K+ dan merupakan dosis yang paling optimum dalam
menurunkan kadar gula darah mencit diabetes dengan persen penurunan sebesar 32 %
± 18.855.