Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindus Indica) Sebagai Koagulan Alternatif Pada Larutan Pb(no3)2
Abstract
Logam Pb merupakan logam berat yang tidak dapat terdegradasi oleh
lingkungan dan dapat mencemari lingkungan. Berbagai upaya telah dikembangkan
untuk menurunkan kadar logam Pb tersebut, salah satunya dengan cara koagulasi.
Koagulasi merupakan proses penggumpalan dengan adanya reaksi kimia jika
ditambahkan suatu bahan pereaksi (koagulan). Biji asam jawa (Tamarindus indica)
dapat digunakan sebagai bahan koagulan alami karena memiliki kandungan protein
yang cukup tinggi. Pemanfaatan biji asam jawa dilakukan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ukuran partikel koagulan, massa koagulan, waktu
koagulasi optimum dalam mengkoagulasi sampel buatan (larutan Pb(NO3)2) dan
sampel limbah cair industri.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi beberapa parameter. Pertama
penentuan ukuran partikel, massa dan waktu koagulasi optimum pada pengukuran
penurunan kadar logam Pb dalam larutan Pb(NO3)2. Variasi ukuran partikel yang
digunakan (60; 80; 100) mesh, massa yang digunakan yakni (0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5)
gram, sedangkan variasi waktu pengendapan meliputi (60; 90; 120; 150; 180) menit.
Hasil optimasi yang diperoleh dilakukan pengukuran kembali pada limbah cair
industri. Pengukuran kadar logam Pb dilakukan dengan menggunakan alat
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Hasil optimum ditunjukkan pada penurunan nilai absorbansi terendah. Ukuran
partikel optimum terjadi pada 100 mesh hal ini disebabkan pada ukuran partikel 100
mesh memiliki luas permukaan besar dibandingkan pada ukuran 60 mesh. Hasil
massa optimum yaitu sebesar 0,3 gram. Pada massa 0,3 gram penurunan kadar logam
Pb lebih tinggi hal ini menunjukkan bahwa logam Pb yang terkoagulasi lebih banyak.Penggunaan waktu optimum sebesar 120 menit, semakin lama waktu maka proses
koagulasi semakin baik.
Biji asam jawa memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar logam Pb
dalam sampel buatan (larutan Pb(NO3)2) dan limbah cair industri. Hasil analisis
penurunan logam Pb pada kondisi optimum: ukuran partikel sebesar 100 mesh dan
massa 0,3 gram dengan waktu pengendapan 120 menit diperoleh kadar sebesar
82,80% dalam sampel buatan (larutan Pb(NO3)2) sedangkan pada limbah cair industri
sebesar 44,07%.