dc.description.abstract | Bahasa memegang peranan penting sebagai salah satu alat yang dipergunakan
dalam setiap komunikasi. Komunikasi dengan bahasa memungkinkan manusia untuk
saling berhubungan, saling belajar, dan mengungkapkan segala sesuatu yang ingin
dikemukakannya. Ketika berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan
masyarakat, manusia tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa lisan berupa tindak
tutur, karena itu tindak tutur merupakan bagian yang sangat penting dalam
berkomunikasi.
Salah satu peristiwa berbahasa yang menarik dikaji secara pragmatik adalah
peristiwa berbahasa antara guru dengan siswa dalam interaksi belajar di sekolah.
Interaksi belajar-mengajar adalah proses komunikasi antar guru dengan siswa dalam
ikatan tujuan pendidikan, yaitu proses siswa belajar dan guru mengajar. Keberadaan
tindak tutur guru dalam interaksi belajar mengajar sangat berpengaruh terhadap
aktivitas belajar siswa, merangsang perubahan tingkah laku dan memberikan
pengalaman berbahasa bagi siswa.
Penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur ekspresif guru terhadap siswa yang
terjadi selama pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 7 Jember.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) apa sajakah fungsi tindak
tutur ekspresif guru terhadap siswa selama pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung?; (2) apa sajakah modus tindak tutur ekspresif yang digunakan guru
selama pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung?; (3) bagaimanakah perlokusi
yang ditimbulkan oleh tindak tutur ekspresif guru terhadap siswa? Rancangan dan
jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini
berupa segmen tutur yang diindikasikan sebagai tindak tutur ekspresif. Sumber data
pada penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 7 Jember
dan siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Jember. Teknik pengumpulan data yaitu teknik
simak catat dan teknik rekam. Teknik analisis data terdiri atas tiga proses kegiatan
yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan.
Dari hasil dalam penelitan ini ditemukan fungsi tindak tutur ekspresif guru
antara lain: fungsi sapaan, fungsi mengungkapkan rasa marah, fungsi menegur, fungsi
menyindir, fungsi mengeluh, fungsi menyalahkan, fungsi mengkritik, fungsi
mencurigai, fungsi memuji, fungsi mengucapkan selamat, fungsi mengucapkan
terima kasih, fungsi mengungkapkan kekecewaan.
Ditemukan modus tindak tutur ekspresif yang digunakan guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia ditemukan 6 modus antara lain: modus deklaratif,
modus optatif, modus imperatif, modus interogatif, modus obligatif, dan modus
desiratif.
Ditemukan perlokusi yang ditimbullkan oleh tindak tutur ekspresif guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia ditemukan 6 efek perlokusi, antara lain: efek
menyenangkan mitra tutur, bersemangat, takut dan jera, mempermalukan mitra tutur,
meminta maaf, dan membuat mitra tutur tahu bahwa.
Saran dalam penelitian ini: (1) Bagi mahasiswa PBSI, hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan penambahan diskusi dalam tindak tutur khususnya dan bidang
pragmatik pada umumnya, (2) bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, diharapkan
dapat mengajarkan pemakaian bahasa sesuai dengan konteks dan kaidah bahasa yang
baik dan benar, sehingga dapat menciptakan suasana interaksi belajar mengajar yang
informatif dan komunikatif. Penggunaan tindak tutur yang tepat perlu dilakukan agar
menimbulkan efek yang positif pada siswa, serta memberikan pengalaman berbahasa
yang baik pada siswa; (3) bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan acuan untuk
mencermati gejala lain yang berkaitan dengan kajian pragmatik khususnya tindak
tutur dengan teori atau metode lain yang lebih baik. | en_US |