Show simple item record

dc.contributor.advisorSusanti, Dyah Ochtorina
dc.contributor.advisorZulaika, Emi
dc.contributor.authorPradana, Feri
dc.date.accessioned2018-08-01T01:47:03Z
dc.date.available2018-08-01T01:47:03Z
dc.date.issued2018-08-01
dc.identifier.nim140710101270
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86855
dc.description.abstractDewasa ini seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, tidak jarang terjadi suatu permasalahan dalam suatu rumah tangga, seperti halnya terjadinya ketidaktaatan (nusyuz) suami kepada isteri dalam melaksanakan kewajibannya. Misalnya dalam suatu keluarga tidak jarang ditemui para suami enggan bekerja untuk menafkahi keperluan keluarga, disamping itu malah si isteri yang pergi untuk mencari nafkah guna mencukupi keperluan hidup keluarga. Padahal apabila diperhatikan, bekerja atau mencari nafkah itu merupakan kewajiban seorang suami dalam rumah tangga. Contoh lain yakni pada saat seorang suami enggan menggauli atau tidak menghiraukan isterinya tanpa belas kasih sayang yang seharusnya seorang suami berikan agar rumah tangga tetap harmonis, dalam keadaan seperti demikian maka si suami juga dapat dikatakan telah nusyuz terhadap isteri. Sesungguhnya dasar hukum nusyuz suami terhadap isteri diatur dalam Al-Quran surat An-Nissa’ ayat 128, pada dasarnya ayat tersebut mengatakan bahwa nusyuz suami terhadap isteri dapat terjadi ialah seperti kemungkinan suami berpaling meninggalkan atau menyia-nyiakan isterinya. Pada rumah tangga atau keluarga isteri haruslah selalu taat pada suami, akan tetapi timbul pertanyaan bagaimana isteri harus bersikap manakala suami yang justru tidak taat terhadap kewajibannya. Suami yang tidak menghiraukan kewajibannya pada isteri ini maka ialah seorang suami yang nusyuz. Padahal fitrahnya kaum wanita adalah di bawah kepemimpinan kaum laki-laki sesuai dalam Al-Quran surat An-Nissa ayat 34 yang artinya “kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita”. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan menganalisa secara mendalam, selanjutnya diaplikasikan dalam suatu karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul “Makna Nusyuz Suami Terhadap Isteri Dalam Perkawinan”. Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah apakah makna nusyuz suami terhadap isteri, apakah akibat hukum nusyuz suami terhadap isteri dan apakah upaya penyelesaian yang dapat dilakukan isteri apabila suami melakukan nusyuz. Tujuan Penelitian Mengetahui dan memahami makna nusyuz suami terhadap isteri, mengetahui dan memahami akibat hukum nusyuz suami terhadap isteri dan Mengetahui dan memahami upaya penyelesaian yang dapat dilakukan oleh isteri apabila suami melakukan nusyuz. Metode penelitian meliputi tipe penelitian yang bersifat yuridis normatif, pendekatan masalah adalah Pendekatan Undang-undang (Statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Sumber bahan hukum, penyusunan skripsi ini menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder. Analisa bahan hukum dengan beberapa tahapan yang selanjutnya hasil analisis bahan penelitian tersebut diuraikan dalam pembahasan guna menjawab permasalahan yang diajukan hingga sampai pada kesimpulan. Tinjauan pustaka yang terdapat dalam skripsi ini menguraikan tentang perkawinan. Disamping itu juga menguraikan pengertian suami dan isteri yang juga meliputi hak dan kewajiban diantara suami dan isteri. Selain itu juga menguraikan mengenai nusyuz terkait dengan pengertian nusyuz. .en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPerkawinanen_US
dc.titleMakna Nusyuz Suami Terhadap Isteri Dalam Perkawinanen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record