dc.description.abstract | Kelapa (Cocos nucivera L.) merupakan tanaman perkebunan famili palmae. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan terutama nira yang dapat diolah menjadi gula kelapa non sulfit. Gula kelapa non sulfit memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki permintaan yang tinggi. Namun tingginya permintaan gula kelapa non sulfit tidak diimbangi dengan peningkatan produksi menyebabkan kurangnya ketersediaan gula kelapa non sulfit di pasaran. Desa Patoman merupakan sentra utama penghasil gula kelapa non sulfit di Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini menggunakan pengrajin gula kelapa non sulfit pada Kelompok Tani Sumber Rejeki di Desa Patoman sebagai responden dan merupakan wadah bagi pengrajin gula kelapa non sulfit yang membantu proses pemasaran. Usaha ini tergolong dalam usaha skala rumah tangga. Dimana tenaga kerja yang digunakan sebanyak 2 orang tenaga kerja dalam keluarga yang terdiri dari suami sebagai penderes nira dan istri sebagai pengolah gula kelapa non sulfit. Permasalahan yang dialami pada usaha pengolahan gula kelapa non sulfit di Desa Patoman adalah penurunan jumlah pengrajin dari 50 pengrajin pada tahun 2012 menjadi 12 pengrajin pada tahun 2017. Penurunan jumlah pengrajin terjadi karena pengrajin beranggapan bahwa usaha pengolahan gula kelapa non sulfit tidak menguntungkan. Anggapan tersebut berdasarkan adanya fluktuasi produksi, ketersediian nira sebagai bahan baku utama pembuatan gula kelapa non sufit kurang, dan adanya penurunan harga. Penurunan produsen juga menyebabkan penawaran gula kelapa non sulfit menurun, sehingga ketersediaan gula kelapa non sulfit minim dan tidak dapat memenuhi permintaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pendapatan usaha pengolahan gula kelapa non sulfit di Desa Patoman, (2) efisiensi biaya produksi usaha pengolahan gula kelapa non sulfit di Desa Patoman, (3) tingkat produktivitas tenaga kerja pada usaha pengolahan gula kelapa non sulfit. Penelitian dilakukan di Desa Patoman Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi secara sengaja (purposive method). Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling dengan jumlah responden 12 unit agroindustri gula kelapa non sulfit. Data penelitian yang digunakan adalah data Bulan Agustus 2017 dan metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis R/C ratio, dan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) pendapatan yang diterima pengrajin gula kelapa non sulfit selama 1 bulan yaitu sebesar Rp 1.634.179 yang berarti usaha pengolahan gula kelapa non sulfit di Desa Patoman menguntungkan, (2) penggunaan biaya pada usaha pengolahan gula kelapa non sulfit di Desa Patoman efisien dengan nilai R/C ratio sebesar 1,48, (3) Tingkat produktivitas tenaga kerja usaha pengolahan gula kelapa non sulfit di Desa Patoman lebih rendah dengan nilai Rp 9.862 daripada tingkat produktivitas tenaga kerja pada UMK Kabupaten Banyuwangi yaitu sebesar Rp 10.303 per jam. | en_US |