Profil Resistivitas Lahan Perkebunan Tebu Menggunakan Konfigurasi Wenner - Schlumberger Metode Geolistrik Di Desa Mlokorejo Puger
Abstract
Tebu merupakan bahan dasar dalam pembuatan gula. Secara morfologi,
tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu batang, daun, akar, dan
bunga. Tanaman tebu mempunyai sosok yang tinggi kurus, tidak bercabang, dan
tumbuh tegak. Tebu dapat tumbuh pada suhu rata – rata tahunan di atas 20ºC dan
tidak kurang dari 17ºC. Pada suhu kurang dari 21ºC pertumbuhan tebu terhambat,
bahkan apabila suhu tanah kurang dari 16ºC pertumbuhan tebu terhenti.
Pertumbuhan yang optimum dicapai pada suhu 24 – 30 ºC.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari faktor yang
mendukung pertumbuhan tanaman dengan mengetahui nilai sebaran resistivitas
pada lahan perkebunan tebu. Nilai resistivitas akan memberikan gambaran
bagaimana kondisi dan faktor pendukung pertumbuhan untuk tanaman tebu. Dari
nilai resistivitas dan jenis tanah yang ada di bawah permukaan akan diketahui
bagaimana kedalaman yang bisa mendukung pertumbuhan tanaman tebu.
Pengukuran bawah permukaan dengan metode resistivitas yang dilakukan
di Desa Mlokorejo Kecamatan Puger menggunakan 4 elektroda dengan formasi
C1, P1, C2, P2. Data yang di dapat nantinya berupa tegangan (V) dan arus (I).
Dari nilai I dan V maka nanti mencari hambatan R dan kemudian mencari nilai
resistivitas (rho). Untuk konfigurasi yang digunakan adalah Wenner –
Schlumberger. Pengukuran dilakukan dengan bentangan 80 meter dengan jarak
spasi 4 meter. Penelitian ini bertujuan mencari informasi bawah permukaan
dengan indikator nilai resistivitas dan konduktivitas yang berguna mengetahui
material dan mineral yang ada di bawah permukaan.
Hasil yang didapat dari nilai resistivitas yang di lakukan di Desa
Mlokorejo Kecamatan Puger, dengan mengambil 3 lintasan. Dari lintasan 1 sampai lintasan 3 terdapat indikasi bawah permukaan yang sama. Untuk lintasan 1
pada kedalaman 1 – 4 meter mempunyai nilai resistivitas 9,48 – 20,7 Ωm dengan
kandungan lempungan, lanau, dan batu lempung. Untuk lintasan 2 nilai
resistivitas pada kedalaman 1 – 3 meter sekitar 13,3 – 25,05 Ωm dengan
kandungan lempung, lanau, batu lempung, dan untuk lintasan 3 pada kedalaman 1
– 5 meter mempunyai nilai resistivitas 1,04 – 43,25 Ωm dengan kandungan
lempung, lanau, pasiran, lempung halus. Pada lintasan 3 memiliki sedikit
perbedaan dengan lintasan yang lain, karena pada lintasan 3 ini diduga terdapat
akuifer pada kedalaman 1 – 5 pada bentangan 4 – 14 meter dengan nilai
resistivitas 1,04 – 8,53 Ωm. Ini menunjukkan bahwa tanah pada kedalaman
tersebut sangat baik bagi pertumbuhan tanaman tebu, karena tekstur mereka halus
dan berair, dan juga akan membuat nutrisi terionisasi sehingga mudah diserap
tanaman tebu.