dc.description.abstract | Gulma merupakan salah satu faktor pembatas dalam budidaya tanaman yang dapat menurunkan hasil produksi akibat adanya persaingan dalam penyerapan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh. Penurunan hasil produksi akibat gulma pada lahan tanpa pengelolaan gulma dapat mencapai 16-86% sehingga perlu upaya pengendalian. Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan gulma berdaun lebar yang memiliki sifat kompetitif kuat. Pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida secara terus-menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan resistensi pada gulma sasaran, berpengaruh negatif terhadap aktivitas biologi mikroorganisme dalam tanah serta serta dapat membahayakan pekerja dan konsumen. Pemanfaatan senyawa alelokimia dapat menghambat pertumbuhan gulma.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai September 2017, melalui dua tahap. Tahap pertama adalah persiapan meliputi ekstraksi daun lamtoro yang dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, dan persiapan tanaman uji di Koi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Tahap kedua adalah pelaksanaan meliputi pembuatan konsentrasi ekstrak dan aplikasi ekstrak. Pengaplikasian perlakuan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yaitu pemberian beberapa konsentrasi ekstrak K0: 0%, K1: 5%, K2: 7.5%, K3: 10%, K4: 12.5% dan K5: 15% dengan nilai ketepatan 95% dan dilanjutkan uji Duncan 95%.
Aplikasi ekstrak daun lamtoro (Leucaena leuucocephala (Lam.) de Wit) dapat mempengaruhi laju pertumbuhan, panjang akar dan fitotoksisitas gulma bayam duri. Konsentrasi ekstrak daun lamtoro yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan gulma bayam duri yaitu konsentrasi 7,5% dengan nilai rata-rata laju pertumbuhan 0,06 gram/hari, panjang akar 10,85 cm, dan tingkat keracunan 43,75%. | en_US |